081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

100 Tokoh Agama Banyumas Duduk Bareng,Wujudkan Banyumas Rukun

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purwokerto : Forum Kerukunan Umat Agama (FKUB) Kabupaten Banyumas menggelar kegiatan Sambung Rasa  100 Tokoh Lintas Agama dengan tema Sumbangsih Tokoh Agama Menghindari Politik Identitas , di De Garden Resto Purwokerto. Kamis (10/11)

Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati Banyumas , Kasrem 071 Wijaya Kusuma , Kapolresta Banyumas , Kepala Kantor Kemenag Banyumas , Bakesbangpol , Ketua FKUB Banyumas . Serta diikuti oleh para tokoh agama yang ada di Banyumas ,termasuk aliran kepercayaan , Ormas keagamaan , PCNU, Muhammadiyah ,LDII, serta Organisasi keagamaan lainnya.

Kegiatan ini digelar dalam rangka mengantisipasi Eskalasi jelang tahun politik.Salah satu yang dikhawatirkan adalah munculnya kembali Politik identitas yang menghancurkan elemen bangsa,memunculkan polarisasi ditengah tengah masyarakat. Politik identitas merupakan upaya kelompok tertentu yang memunculkan sentimen sentimen agama ,etnis, suku, budaya, agama atau yang lainnya untuk tujuan tertentu, sebagai alat untuk menunjukan jati diri suatu kelompok tersebut. 

Dalam sambutannya Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menyatakan bahwa dinamika politik Indonesia menghadapi tantangan baru yaitu politik identitas . Jika hal ini dibiarkan akan membuat masyarakat terpolarisasi serta mengancam rasa persatuan dan kesatuan.

“ Sebenarnya politik identitas merupakan hal yang baik, sebab Indonesia merdeka menang melawan penjajah karena kita bersatu dan memiliki identitas yang jelas yakni Bangsa Indonesia. Akan tetapi jika tidak dikelola dengan tepat akan merusak stabilitas nasional dan kondusifitas negara.” Terangnya

“ Bukan saja kepentingan politik yang dipertaruhkan, melainkan juga kepentingan masyarakat luas. Poltik identitas merupakan tantangan tersendiri bagi tercapainya sistem demokratisasi yang mapan.” Ujarnya lebih lanjut.

Politik Identitas kadangkala dipolitisasi melalui interpretasi secara ekstrim, yang bertujuan untuk mendapat dukungan dari orang-orang yang merasa ‘sama’, baik secara ras, etnisitas, agama, maupun elemen perekat lainnya.

“ Kegiatan hari ini sangat penting yakni sebuah ikhtiar membangun harmonisasi bangsa sekaligus refleksi hari pahlawan dan ini sejalan dengan apa yang sudah diprogramkan oleh pemerintah , dan ini sudah  menjadi kebijakan nasional yakni penguatan moderasi beragama , yang juga sedang digencarkan oleh Kementerian Agama serta masuk dalam rancangan pembangunan jangka menengah nasional.” Jelas KaKan Kemenag Banyumas H. Aziz Muslim dalam sambutannya.

Lebih lanjut H. Aziz menyampaikan bahwa Politik  identitas luar biasa , dapat menghancurkan dan mencabik cabik negara. Hal ini bisa kita lihat di negara lain adanya konflik konflik horisontal dan vertikal yang meluluh lantakkan negara.Maka di Indonesia yg masyarakatnya heterogen harus di rawat agar negara ini tetap kokoh berdiri yakni dengan memupuk rasa nasionalisme,membudayakan sikap tasamuh,serta menghargai kearifan lokal.

“ Hari ini kita duduk bareng dan mengawal bareng agar kedepan Kebhinekaan, keharmonisan , heterogenitas ini terjaga dan menjadi aset negara.Kebhinekaan adalah anugerah dari Tuhan yang Maha kuasa yang tidak semua negara ada,maka  harus kita rawat bersama.” Pungkasnya. (yud/bd)