Robot Pemilah Sampah Inovasi Siswi MTsN Surakarta 1

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah. Berawal dari permasalahan ini, siswa kelas VII MTsN 1 Surakarta Amira Qonita Safaraz dan Aisha Kamila Sakhila Gunawan menciptakan robot pemilah sampah otomatis. Robot tersebut ikut dilombakan dalam Madrasah Robotics Competition (MRC) 2022 di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 22-23 November 2022.

Permasalahan sampah yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, tak lepas dari kurangnya kesadaran memilah sampah sejak dari rumah tangga. Sekadar dibuang ke tempat sampah, lalu dikumpulkan di tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat. Kondisi inilah yang memantik ide Amira dan Aisha untuk membuat robot pemilah sampah otomatis. Bermodal hobi robotik yang sudah  ditekuni sejak kelas I SD, mereka   mengerjakan proyek ini hanya dalam kurun waktu sebulan. ”Padahal, sudah tersedia tempat sampah organik dan anorganik, tapi masih banyak yang mencampurnya. Jadi, dengan robot pemilah ini penanganan sampah jauh lebih efisien,” kata Amira, Jumat (25/11/2022).

Amira menambahkan bahwa meskipun waktu pengerjaan robot ini cukup singkat, harus melalui tahapan riset dan uji coba terlebih dahulu. Itupun tidak sekali jadi. Harus berulang kali, hingga menemukan susunan komponen paling tepat. ”Selama pembuatan, kami selalu dipantau guru pembimbing,” imbuhnya. “Robot berukuran sedang ini mampu memilah sampah sesuai jenisnya. Cara kerjanya cukup sederhana. Cukup masukkan sampah pada bagian atap root yang terbuat dari material aluminium dan berfungsi sebagai wadah. Saat robot aktif atau menyala dan sensor proximity kapasitif mendeteksi adanya sampah masuk ke tempat pemilah,  sensor proximity induktif dan sensor cahaya akan bekerja untuk mendeteksi jenis sampah. Apabila sensor proximity induktif mendeteksi sampah sebagai sampah logam, penampung akan bergerak dengan motor servo ke wadah khusus sampah logam. Apabila sampah tidak terdeteksi sebagai sampah logam, sensor cahaya akan mendeteksi sampah tersebut masuk kategori sampah organik atau anorganik. Cara membedakan antara sampah anorganik dengan organik melalui pantulan cahaya. Jika sampah memantulkan cahaya, berarti terdeteksi sebagai sampah anorganik, begitu pula sebaliknya. Jika sensor mendeteksi jenis sampah anorganik, penampung akan bergerak ke wadah penampungan khusus sampah anorganik. Apabila jenis sampah yang dideteksi adalah sampah organik, sampah akan diteruskan ke pencacah. Sampah akan dipotong menjadi beberapa bagian yang lebih kecil  dan ditampung di wadah penampung sampah organik untuk dijadikan bahan pupuk kompos atau pakan ternak,”jelas Amira.

”Melalui inovasi ini, diharapkan pengelolaan sampah di sekolah maupun di lingkungan rumah tangga akan jauh lebih efektif dan efisien,” harap  Aisha yang akrab dipanggil Caca. Caca juga menyampaikan bahwa Robot Pemilah Sampah ini juga memiliki batasan yaitu hanya dapat mendeteksi plastik bening untuk sampah anorganiknya dan tidak dapat mendeteksi sampah kertas.

Sementara itu kepala MTsN 1 Surakarta Nurul Qomariyah mengapresiasi seluruh prestasi maupun karya para siswa. Apalagi robot ini berhasil tembus babak nasional MRC 2022. Meskipun belum sempat meraih gelar juara. ”Lombanya di Kota Jogja. Meski belum berhasil menjadi juara, alhamdulillah anak-anak bisa berjuang membuat program dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” pujinya. (Diana/Kristanti)