Wujudkan Aksi KOPI SECETING, Seksi Bimas Islam Kankemenag Banjarnegara Adakan Pembinaan Remaja di Giritirta

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara gelar kegiatan percepatan penurunan angka stunting. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Giritirta, Kecamatan Pejawaran, bertempat di aula balai desa pada Rabu (02/11/).

Kegiatan ini merupakan wujud aksi dari Program KOPI SECETING (Komunitas Penyuluh Agama Serius Cegah Stunting) rintisan Seksi Bimas Islam dan Pokjaluh Kankemenag Kabupaten Banjarnegara. Dilaksanakannya kegiatan ini dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi pernikahan dini ataupun pernikahan remaja usia sekolah, khususnya di Desa Giritirta Kec. Pejawaran. Tentunya dalam pernikahan diperlukan kesiapan ilmu serta mental yang kuat dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang mana berbeda dengan kehidupan remaja usia sekolah.

Hadir dalam kegiatan ini Kasi Bimas Islam Kantor Kemenag Banjarnegara beserta tim, Kepala KUA Kecamatan Pejawaran, Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF), PAI Non PNS Kecamatan Pejawaran, Kepala Desa Giritirta dan para peserta  remaja dan pemuda Karang Taruna Giritirta sejumlah 50 orang.

Eri Yuliyanti, Kepala Desa Giritirta dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada Kankemenag Banjarnegara, “saya senang dan sangat berterima kasih kepada Kemenag Banjarnegara yang telah melaksanakan kegiatan percepatan penurunan angka stunting di Desa Giritirta, semoga ini bisa membawa manfaat yang positif bagi masyarakat Giritirta khususnya” tuturnya.

“Saya itu prihatin di Desa Giritirta ini sebentar-sebentar ada yang minta surat pengantar untuk sidang, ini berarti di sini masih banyak nikah dini malah Percepatan pernikahan dini”, sambungnya.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Kabupaten Banjarnegara yang diikuti oleh para remaja Giritirta, dikemas dengan menarik oleh para fasilitator. Dengan menggunakan metode permainan, presentasi, diskusi, ceramah dan tanya jawab. Ada 3 fasilitator pada kegiatan ini yaitu : Ali Mustofa (Kasi Bimas Islam), Fatkhurrohman (Dispermades PPKB) dan Duwi Rohmah (PAIF).

Ali Mustofa mengantarkan materi pertama dengan suasana interaktif. Peserta diajak bermain game dan diskusi menggali potensi seputar kehidupan remaja, problematika dan solusinya. Ali menyampaikan bahwa remaja harus tahu potensi dirinya dan harus mempersiapkan diri baik-baik dalam mengarungi kehidupan rumah tangganya kelak. “Di usia kalian sekarang, harus mulai merencanakan kehidupan baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk dalam merencanakan kehidupan berumah tangga”, ungkapnya.

Selanjutnya, Fatkhurrohman dari Dispermades PPKB mengajak para remaja untuk mengubah pola pikir, supaya tidak sama dengan pemikiran  orang tua kita terdahulu. “Sekarang jamannya sudah berbeda,  dahulu orang tua ingin segera menikahkan anaknya agar segera terlepas dari tanggung jawab dan mengurangi beban hidup keluarganya, dan yang terjadi adalah maraknya perkawinan anak. Oleh karenanya banyak terjadi istilah anak menyusui anak karena si ibu yang seharusnya belum saatnya untuk mempunyai anak. Kalian sebagai produk jaman sekarang harus mengubah pola pikir yang demikian”, terangnya.

Materi ketiga yang juga penutup kegiatan disampaikan oleh Duwi Rohmah. Duwi menyampaikan materi tentang pentingnya pendewasaan usia nikah dan dampak negatif dari nikah dini. “Dalam hidup semua manusia mengalami fase-fase kehidupan. Islam memerintahkan untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah, dan salah satu upaya untuk menghasilkan generasi berkualitas adalah dengan menikah pada usia yang matang. Pernikahan dini juga merupakan salah satu faktor penyebab anak-anak yang stunting, yaitu gagal tumbuh yang diakibatkan kurangnya gizi dan pola asuh anak yang salah”, jelasnya. (az/dr/bd)