Materi KDRT Terfavorit dalam Bimwin KaCanTOL KaMU

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Klaten – Bimbingan perkawinan KeCanTOL KaMU ke-23 telah terlaksana pada hari Rabu, 7 Desember 2022 di Aula Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Karanganom pukul 7.30-12.00 WIB. Pada bimwin kali ini diikuti oleh 14 pasang calon pengantin yang berasal dari desa-desa di wilayah Karanganom. Materi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), menurut hasil evaluai tim KeCanTOL KaMU (Kelas Calon Pengantin Online/Offline Karanganom Mantap dan Unggul) menjadi materi terfavorit bagi peserta bimwin.

Merebaknya kasus KDRT di masyarakat menjadi keprihatinan KUA Karanganom dan puskesmas setempat. KDRT menjadi salah satu penyumbang terjadinya perceraian dan mempengaruhi kejiwaan ibu terutama saat hamil.

Oleh karena itu, diambil keputusan oleh tim KeCanTOL KaMU untuk menambah materi dalam bimbingan yang semula empat kini menjadi lima materi. Materi yang disampaikan oleh Iptu Panut Harynono, Kapolsek Karanganom ini mulai disampai KeCanTOL KaMU ke-22 di bulan lalu tepatnya 22 November 2022.

Iptu Panut dalam paparannya, kasus KDRT langsung ditangani oleh Polres Klaten. Jumlah penanganan kasus KDRT tahun 2020 ada 28 kasus meliputi kekerasan fisik 14, psikis 2, seksual 0, dan penelantaran 12 kasus. Sedangkan tahun 2021 ada 29 kasus meliputi kekesaran fisik 16, psikis 2, seksual 0, dan penelantaran 11 kasus.

“Korban KDRT itu bisa siapa saja dan tidak memandang usia . KDRT tidak hanya menimpa perempuan tapi juga laki-laki. Pernah kami mendapat pengaduan kasus KDRT yang dialami laki-laki. Ia dicakar oleh istinya. Sehingga dalam rumah tangga harus ada komunikasi yang baik antara suami istri. Demikian juga jika ada masalah maka bicarakan dengan baik bersama pasangannya bukan kepada orang lain,” jelas Panut.

Pada KeCanTOL KaMU ke-23 ini, Slamet, Plt. Kepala KUA Karanganom per 1 Desember 2022 komitmen akan melanjutkan program yang sudah ada. Hal ini bertujuan membekali para catin dengan materi-materi sebagai bekal mereka berumah tangga.

“Karena penting bagi catin ada bekal dalam menempuh hidup baru, mandiri yang mana setelah nikah akan menemui berbagai masalah dan harus dicari solusinya secara benar,” kata Slamet.

Slamet mengharapkan para catin di Karanganom ini bisa membentuk keluarga Sakinah mawaddah warahmah. Selain itu, program yang sudah dilaunching Bupati Klaten ini bisa menginspirasi kecamatan lain.(mh_aj/Sua)