20.351 Guru Ikuti Pelatihan Kurikulum Merdeka melalui MOOC Pintar

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

KAB.PEKALONGAN – Sebanyak 20.351 guru mendaftar secara mandiri untuk mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka melalui MOOC (Massive Open Online Course) Pintar. Giat ini diselenggarakan oleh Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama.

Kepala Pusdiklat Teknis, Mastuki menyampaikan pelatihan secara online dilaksanakan kembali karena tingginya animo masyarakat untuk mengetahui kurikulum merdeka yang sedang diterapkan di sekolah maupun madrasah.

“Pelatihan ini kali kedua dilaksanakan dalam tiga bulan terakhir. Animo guru, kepala madrasah, pengawas, maupun dosen dan elemen masyarakat lain terhadap pelatihan ini sangat besar. Saya merasa senang karena dengan begitu pelatihan online ini diapresiasi masyarakat,” ujarnya di Kantor Pusdiklat Teknis di Ciputat, Jumat (3/2/2023).

Mastuki menambahkan, pelatihan kurikulum merdeka menggunakan MOOC. Sehingga, basisnya adalah kemandirian. Peserta harus mendaftar sendiri, belajar sendiri, ujian sendiri, dan unduh sertifikat sendiri. Selain itu, pelatihan ini terbuka bagi siapa saja yang berminat mengikutinya.

“Kita membuka seluas-luasnya bagi yang ingin mempelajari kurikulum merdeka. Bukan hanya guru madrasah, tetapi juga terbuka bagi guru agama di sekolah umum, dosen, pengawas sekolah/madrasah, orang tua siswa, praktisi pendidikan, dan siapa saja yang berminat,” tulisnya .

Menurut Mastuki, tingginya partisipasi calon peserta menjadi indikasi bahwa pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. “Dari awal kita memang ingin membuat pelatihan yang benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat, user based learning. Dan kami sangat senang dengan partisipasi masyarakat yang sangat tinggi karena bisa menjadi indikator bahwa pelatihan yang kita laksanakan dibutuhkan oleh mereka,” ungkapnya.

Lebih jauh Mastuki mengatakan, pelatihan melalui MOOC Pintar ini sangat efektif karena bisa melibatkan peserta secara lebih masif dan lintas daerah. Pelaksanaan pelatihan dengan metode asynchronous ini memudahkan siapa saja untuk bisa mengikuti pelatihan. “Melalui peserta MOOC bisa belajar kapan saja dan dari mana saja, fleksibel, yang penting tidak melewati tanggal yang ditentukan penyelenggara. Jadi tidak akan mengganggu tugas peserta utama,” paparnya.

“Kita berharap semua pemangku kepentingan pendidikan bisa mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka. Kemenag turut mensosialisasikan pelaksanaan kurikulum baru ini melalui pelatihan terstruktur dan gratis. Sehingga tidak ada kalangan pendidik, terutama di lingkungan Kemenag yang tidak tahu tentang kurikulum merdeka,” tandasnya.

Pelatihan Kurikulum Merdeka ini akan dilaksanakan selama 12 hari, 3 – 14 Februari 2023. (Moh.Khoeron/MTb/bd)