081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Dialog Penguatan Moderasi Beragama Kabupaten Karanganyar

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Karanganyar – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar Drs. H. Wiharso, M.M menjadi Moderator dalam Dialog Penguatan Moderasi Beragama yang diselenggarakan di Hotel UNS Inn, Senin, 20/02/2023. Bertindak sebagai Narasumber Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, H. Musta’in Ahmad, S.H., M.H., Anggota DPR RI, H. Paryono, S.H., M.H., dan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Karanganyar, Ir. Khuzaini.

Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, menyampaikan bahwa Moderasi Beragama harus dijalankan dengan format yang tepat supaya tidak ditunggangi kepentingan kaum atau kelompok manapun.

“Moderasi Beragama itu Seperti batang, dan pemahamannya adalah akarnya. Dari para pembawanya, seringkali Moderasi Beragama diartikan sebagai “jalan tengah”. Saya kira ini tidak tepat, sebab seolah-olah seperti kompromi dari suatu kepentingan. Bahkan yang berlebihan mengatakan bahwa ini mengajarkan bergama setengah-setengah. Saya pastikan Moderasi Bergama yang sebenarnya tidaklah seperti itu,” tutur Kakanwil.

“Maka Moderasi Beragama harus terus kita lakukan, sebab bangsa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi bangsa yang besar. Bermodal kekayaan alamnya, letaknya yang strategis, jumlah penduduknya serta sosial budayanya yang beragam. Indonesia harus dapat berperan dalam menata kehidupan bersama bukan saja domestik namun juga tata pergaulan dunia yang berdasar pada kemerdekaan, perdamaian abadi  dan keadilan sosial. Itulah Indonesia Raya yang kita tuju,” imbuhnya.

“Agama harus hadir sebagaimana dulu agama datang dari Tuhan, pewahyuan itu diberikan kepada manusia dan menjadikannya tertib. Yang tadinya biadab, dikasih agama menjadi beradab, yang tadinya khawatir menjadi aman, yang bertengkar menjadi damai, yang tadinya pesimis menjadi optimis. Itulah agama,” tutur Kakanwil.

“Kalau kemudian ada seseorang yang membawa ajaran agama namun meperkeruh suasana, pasti persoalannya bukan pada agamanya tapi orangnya yang salah. Maka inilah mengapa kita ingin menjaga bagaimana bergama yang moderat dan menghadirkan agama dalam wajah aslinya,” pungkasnya.(ida/sua)