Hutami dan Anugerah, Siswa MTsN 4 Banjarnegara, Jadi Bintang Dadakan di Film  “Stop Nikah Bocah”

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – Dua siswa MTs Negeri 4 Banjarnegara, Hutami Syifa Nisfu Syabania dan Anugerah Khifdon Afriza menjadi bintang film dadakan. Pasalnya, mereka berdua didaulat menjadi pemeran utama dalam syuting pembuatan film pendek besutan Seksi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara. Film tersebut dibuat dengan tujuan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan pernikahan dini. Proses syuting pembuatan film pendek dilaksanakan di  Desa Lengkong Rakit Banjarnegara pada hari Selasa, (31/1/2023).

Saat diwawancarai oleh Tim Jurnalistik Membara, Penyuluh Agama Kecamatan Rakit, yang saat itu berada di lokasi,  Sri Nurmayati, menyampaikan bahwa MTsN 4 Banjarnegara digandeng dalam pembuatan film tersebut dikarenakan selain lembaganya sama-sama satu naungan yaitu Kementerian Agama, juga dilihat dari usianya, anak-anak MTs sesuai untuk membawakan peran dalam film tersebut, serta sesuai dengan tema filmnya yang menyoroti masalah pernikahan dini.

“MTsN 4 Banjarnegara dipilih karena pertama satu naungan, ya, Kemenag. Kedua, dilihat dari usianya pas memerankan itu, masih remaja,” jelasnya.

Film pendek bertajuk “Stop Nikah Bocah” tersebut di buat oleh Layanan Bimas Islam Kantor Kementerian Agama Banjarnegara, bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Rakit, Tim Kreatif Pokjaluh, dan FKPAI Banjarnegara. Adapun lokasi syuting bertempat di Desa Lengkong. Pelaksanaan syuting dihadiri langsung oleh Kasi Bimas Islam Kantor Kemenag Banjarnegara, Ali Mustofa, didampingi Kepala KUA Kecamatan Rakit, Afif Sarianto, dan Penyuluh Fungsional Kecamatan Rakit.

Film pendek “Stop Nikah Bocah” merupakan film edukasi yang dibuat dalam rangka memberikan informasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan pernikahan dini. Dalam alur cerita film tersebut digambarkan bahwa menikah pada usia dini selain tidak diperbolehkan menurut undang-undang pernikahan, juga pasangan belum siap secara mental, fisik, dan ekonomi, sehingga keturunannya berpotensi stunting.

Salah satu pemeran film pendek tersebut, Hutami Syifa Nisfu Syabania, siswi kelas 9A, saat diminta tanggapannya menyatakan rasa senangnya terpilih sebagai pemeran utama.

“Ya, seneng, Bu, bisa syuting sama tim KUA,” kata Hutami Syifa,  “harapannya ke depan bisa ikut syuting lagi.”

Sementara itu Kepala MTsN 4 Banjarnegara, Sidik Wibowo Akhmad, memberikan apresiasi atas terpilihnya siswa-siswi MTs menjadi pemeran utama film.

“Saya bangga siswa MTsN 4 Banjarnegara dipercaya dan mampu menjadi pemeran film produksi Bimas Islam Kantor Kemenag Banjarnegara. Semoga prestasi ini bisa menjadi contoh dan motivasi buat teman-teman lainnya untuk berani mengikuti jejak Hutami dan Anugerah dalam berprestasi dan membawa nama baik dan kemajuan madrasah,” ujar Sidik Wibowo Akhmad.

“Aktingnya cukup bagus dan bisa menjiwai peran yang dibawakannya,” ucap Nofi Nurngaeni, salah satu pembina ekstrakurikuler broadcast MTsN 4 Banjarnegara. (Khm/rf)