081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Potret Kampung Moderasi Beragama, Masjid dan Gereja di Pati “Disatukan” Kanopi

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

PATI – Desa Winong Kecamatan Kota Pati dinobatkan sebagai Kampung Moderasi Beragama (KMB) melalui surat keputusan (SK) Kepala KUA Kecamatan Pati No. 0190 tahun 2023. Desa Winong adalah salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan kota.

Di desa Winong terdapat masjid dan gereja yang bangunannya berhadapan. Uniknya di antara dua bangunan itu terdapat kanopi yang seolah menjadi penghubung. Masjid dan gereja itu berada di Jalan Kolonel Sunandar, RW III, Desa Winong Kecamatan Kota. Masjid itu bernama Al-Muqorrobin dan Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI).

Kedua tempat ibadah itu saling berhadapan. Di antaranya terdapat jalan permukiman warga. Uniknya di atas jalan itu terdapat kanopi yang seolah menghubungkan masjid dan gereja.

Pendeta Gereja GKMI Winong, Didik Hartono mengatakan bangunan masjid dan gereja ini cukup unik dan menarik. Apalagi di tengah keberagamaan yang ada di Indonesia.

“Di tengah keberagamaan yang ada, gereja berhadapan langsung dengan masjid di Desa Winong Kecamatan Kota,” kata Didik melalui keterangan Kepala KUA Pati, Senin, (27/3/2023).

Didik mengatakan gereja dibangun terlebih dahulu, yakni pada tahun 1991. Sementara bangunan masjid dibangun baru sekitar tahun 2002. Tanpa disengaja, lokasi pembangunan masjid bersebelahan dengan gereja yang terlebih dahulu didirikan.

“Saya mulai tugas tahun 2004, gereja dibangun tahun 1991, masjid ini dibangun sejak tahun 2001, jadi gereja ini_baru masjid dibangun,” kata Didik.

“Jadi waktu itu masjid adalah bagian perumahan, perumahan itu dulu SMP yang kemudian dijual, selanjutnya di antara penduduk masyarakat merasa baik jika ada tempat ibadah, di sini belum ada masjid dan dibangun masjid. Dan proses mendapatkan tanah di dekat gereja, antara masjid dan gereja,” ujar Didik melanjutkan.

Dia mengatakan, meski bangunan masjid dan gereja bersebelahan, kehidupan umat muslim dan kristiani tidak ada masalah. Mereka hidup harmonis di Desa Winong.

“Bersama dengan takmir kami menjalin hubungan dengan baik. Setiap hari kita ngobrol baik. Secara umat selama ini setidaknya dua puluh tahun, kita bisa saling menghormati satu dengan yang lainnya, kalau ada kegiatan kadang kala itu bersamaan. Kuncinya komunikasi, kita komunikasi bersama-sama diatur bersama,” ungkap Didik.

Terkait keberadaan kanopi yang ‘menghubungkan’ masjid dan gereja itu baru ada sekitar delapan tahun belakangan. Menurutnya, kanopi tersebut menjadi simbol persatuan antara umat muslim dan kristiani di Desa Winong.

“Ada nilai yang kita bangun, dengan kanopi ada yang menyatu antara masjid dan gereja. Ini menjadi simbol persaudaraan dan simbol kebersamaan,” terang Didik.

“Kanopi ini menjadi simbol persaudaraan, saya sebagai pendeta terus dengungkan seduluran selawase. Bagaimana kita menjadi saudara selamanya, meski ada perbedaan agama tetapi kita sedulur selawase (saudara selamanya), di tengah perbedaan yang ada,” kata Didik melanjutkan.

Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Al-Muqorrobin, Santrimo mengatakan umat muslim dan kristiani saling menghormati. Menurutnya keberadaan kanopi sangat membantu keduanya. Semisal, kata dia, saat salat Jum’at jemaah masjid bisa menggunakan jalan hingga teras gereja.

“Saat Jumatan itu jalan keramik, biar jumatan bisa di jalan, jalan itu ditutup. Selain juga ada acara sarasehan di situ, kami diundang ke situ semua,” kata Trimo kepada Kepala KUA Pati.

Trimo berharap kerukunan itu bisa dipelihara secara langgeng. “Harapan langgeng terus tidak ada masalah, jangan sampai orang-orang tidak baik yang mengganggu,” ujarnya.

Cerita Kerukunan

Pendeta Gereja GKMI Winong, Didik Hartono mengatakan ada berbagai cerita tentang kerukunan dan persatuan umat muslim dan kristen. Misalnya perayaan Idul Fitri yang kebetulan jatuh pada hari Minggu bersamaan dengan kebaktian. Pihak gereja pun mengundur waktu pelaksanaan ibadah kebaktian.

“Misalkan saja tahun lalu, Idul Fitri bersamaan di hari Minggu, kita biasanya kebaktian hari Minggu jam 7, sementara salat Id di jam bersama, akhirnya kebaktian diundur jam 9, sehingga selesai salat Idul Fitri baru kami mengadakan kebaktian,” kata Didik.

Diwawancarai terpisah, Ketua Takmir Masjid Al-Muqorrobin, Santrimo mengatakan kedua umat muslim dan kristiani saling menghormati dan bertoleransi.

Dia menceritakan sempat perayaan Idul Fitri dan Natal harinya bersamaan. Menurutnya, perayaan Natal diundur sore, sedangkan paginya umat muslim melaksanakan salat Idul Fitri.

“Jadi tidak ada masalah apa-apa,” ujarnya saat ditemui oleh Kepala KUA Pati di rumahnya Desa Winong.

 

Sinergi Penyuluh Agama

Kepala KUA Kecamatan Kota Pati, Ahmad Muthoza / Thoza menyampaikan kampung moderasi beragama desa Winong kecamatan kota Pati ini diinisiasi oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati melalui Penyuluh Agama Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pati dengan dibentuknya kelompok kerja (Pokja) kampung moderasi beragama (KMB). Pokja KMB tersebut diketuai oleh Kepala KUA Kec. Pati dan beranggotakan para penyuluh agama islam serta tokoh berbagai agama di kecamatan kota Pati.

“Pokja ini disiapkan untuk mengantisipasi isu-isu kerukunan yang tiba-tiba muncul dan upaya pembinaan kerukunan umat beragama,” ungkap Thoza.

“Jajaran KUA Kecamatan Pati all out dalam pengarusutamaan moderasi beragama. Penyuluh agama KUA Pati Kota sesuai dengan porsinya masing-masing akan berupaya mengedepankan perilaku moderat dalam beragama, terutama ketika berbaur di masyarakat. Hal ini diharapkan menjadi contoh dari implementasi moderasi beragama,” ujar Thoza.

“Namun demikian, kita akan senantiasa bersinergi dengan pemerintah daerah, FKUB dan ormas keagamaan setempat agar program yang diterapkan selaras dengan kearifan lokal yang sudah tumbuh. Penyuluh agama yang ada di KUA kecamatan kota Pati siap aktif dalam berbagai kegiatan untuk menyukseskan program dari pemerintah,” tegasnya.(at/Sua)