081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Kanwil Kemenag Jateng Helat MQK 2016

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tegal, Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, yang berfungsi sebagai pusat pendalaman ilmu-ilmu agama para santri. Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya dalam aspek pendalaman ilmu-ilmu keagamaan dan mobilitas kesadaran sosial. Artinya, Pesantren tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan akan tetapi menyentuh persoalan ke-kini-an masyarakat.

Pondok Pesantren secara lembaga mempunyai tugas dan fungsi memperdalam ilmu ke-Islam-an (tafaqquh fi al-ddin), sebagai upaya mendidik dan mempersiapkan santri sebagai kader ulama, da’i, mubaligh, ustadz dan itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat sepanjang zaman.

Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, menggelar Musabaqoh Qiro’atul Kutub (MQK) ke VI selama tiga hari (28-30/11), bertempat di Pondok Pesantren Ma’haduth Thalabah Lebaksiu, Kabupaten Tegal dan merupakan ajang rutinan dua tahun sekali yang diikuti oleh seluruh Kab/Kota Se Jawa Tengah. Sholihin Kabid Bidang Pendidikan Diniyah; “menjelaskan bahwa MQK ini sebagai salah satu ajang untuk kompetisi dan menjadi ajang silaturahim antar pesantren se-Jawa Tengah”.

Lanjut, Sholihin; “sebelum pembukaan pelaksanaan MQK di Tegal kami berharap dukungan dan perhatian dari berbagai pihak untuk menyukseskan perhelatan ini dan sesuai chek-list saat ini yang sudah mendaftar dan positif untuk mengikuti pelaksanaan MQK ke VI sudah 28 kabupaten-kota Se Jawa Tengah”, jelas Sholihin.

Selain itu, KH Fadhlullah Turmudzi menjadi salah satu dewan hakim MQK 2016 menyatakan; bahwasanya MQK merupakan aktualisasi nilai-nilai kitab turats pesantren yang sudah dipelajari santri kemudian untuk dilombakan, maka inilah alasan terpenting MQK dilaksanakan supaya memiliki bobot yang berbeda dengan non santri, tutur Fadlullah.

Kyai Fadlullah sekaligus pengasuh Pondok Pesantren APIK Kendal, “MQK diadakan supaya muncul komparasi nilai-nilai perkembangan masyarakat sekarang dengan yang ada dalam kitab-kitab turats yang dilombakan, supaya santri mempunyai kompetensi dan keahlian untuk merespon masalah-masalah yang kontekstual dalam masyarakat yang itu membutuhkan jawaban, pungkas Fadlullah. (ali)