Menjadi Percontohan, MDT di Kendal Menjadi Tujuan Study Banding

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kendal – Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam harus dikelola secara profesional dan harus mengacu pada prinsip pengelolaan serta kriteria Standar Nasional Pendidikan. Mengacu pada hal tersebut,  Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) dan Kepala Madrasah Diniyah se Kabupaten Kulonprogo mengadakan study banding ke Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) NU 01 Miftahul Athfal Pidodowetan Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal, Minggu (12/03).

Demikian diungkapkan Ketua FKDT Kabupaten Kulonprogo Muchamad Nur Charir yang mewakili rombongan saat menyampaikan prakata dalam kunjungannya di Madrasah Diniyah yang memperoleh predikat MDT Percontohan tingkat Nasional tahun 2014 ini.

“Kami ingin belajar bagaimana mengelola madrasah dan menyelenggarakan pendidikan serta penerapan kurikulum dengan baik,” ujar Charir.

Selain hal tersebut, lanjut Charir, FKDT dan Kepala Madrasah Diniyah juga ingin belajar bagaimana merangkul masyarakat agar ikut berperan serta dalam membangun dan membesarkan madrasah diniyah.

Sementara itu, Kepala MDT NU 01 Miftahul Athfal, Sihan dalam sambutannya menuturkan, untuk mencapai tingkat MDT seperti sekarang melalui jalan yang panjang dan terjal. ” MDT ini lahir tahun 1951, dan belajar banyak hal dalam perjalananya,” kata Sihan.

Salah satu aspek keberhasilan dalam pendidikan adalah keluarga, hal itu pun di terapkan dalam Madrasaih Diniyah yang sudah menerima kunjungan 10 FKDT dalam 2 tahunan ini.

Sihan menjelaskan, kita bangun rasa kebersamaan antara madrasah selaku lembaga pendidikan dan orang tua sehingga tanggung jawab pendidikan agama selain ada dipundak madrasah diniyah,kemampuan santri dalam belajar juga berada dalam pengawasan orang tua, dengan hal seperti itu, orang tua akan melakukan pengawasan yang ketat dan memantau sejauh mana kemajuan belajar santri.

“Proses itu menghasilkan output, orang tua turut malu jika anaknya tidak baik dalam satu pelajaran,” ujarnya.

Dijelaskan Sihan, kunci dari keberhasilan MDT adalah slogan yang dijadikan kode etik yaitu “SALAM” yang merupakan singkatan dari Sekolah, Apalan, Lalaran, Aktif dan mahir. “Santri disini wajib melaksanakan slogan SALAM dalam keseharian,” jelasnya

Terkait dengan prestasi yang telah diraih oleh MDT Miftahul Athfal, Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Mokhamad Bajuri  mengatakan, MDT telah menjadi juara umum Pekan Madaris 10 kali yang diadakan oleh LP Ma’arif sehingga sebuah kewajaran jika dijadikan tempat study banding.

“Rencananya akan ada study banding dari FKDT Kepulauan Bangka Belitung yang datang kesini,” pungkasnya (msr-ja/gt)