Mulailah Berdakwah Dengan Tulisan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Bagi seorang penyuluh, berceramah di depan khalayak itu mudah. Sayangnya, tak sedikit penyuluh yang hanya mampu berpidato dengan kata-kata, namun sulit mengolah kalimat di media.

Demikian disampaikan oleh Kepala sub Bagian Tata Usaha, Mohammad Ali Anshory ketika menyampaikan materi DDWK Teknis Substantif Tenaga Keagamaan Peningkatan Kompetensi Penyuluh Agama Islam non PNS di Luar Kampus, yang digelar di MAN Rembang, pada hari kedua, Selasa (11/4).

Ali Anshory mengatakan, jarangnya penyuluh yang berdakwah melalui media tertulis merupakan sebuah problematika. Padahal, penyuluh kini dihadapan dengan era digital yang sering menyuguhkan materi dan berita lewat media sosial.

Hal tersebut menjadi tantangan bagi penyuluh. Menjalankan dakwah di masyarakat tetap penting. Namun sekarang ini, penyuluh harus bisa turut berdakwah melalui media, baik media sosial, media massa seperti Surat Kabar, majalah, dan lainnya.

Oleh karena itu, penyuluh diminta membiasakan diri untuk menulis. “Awalnya memang susah menulis. Karena orang yang biasa berceramah di lisan, belum tentu bisa berceramah lewat tulisan. Saya sendiri pernah mengalami susahnya mengawali menyusun konsep ceramah. Namun kita harus mulai berlatih,” akunya.

Jika sudah berlatih, Ali Anshory yakin membuat kepenyuluhan melalui media akan menjadi mudah. “Kami yakin keilmuan Bapak/Ibu tentang agama begitu luas. Sayang kalau tidak dituangkan melalui tulisan. Karena sekarang ini eranya dunia digital. Semua orang bisa menuangkan pikirannya di media sosial,” kata Ali Anshory.

Menurut Ali Anshory, kemampuan penyuluh dalam menulis ini penting untuk mengimbangi pemahaman-pemahaman radikal yang disebar oleh pihak tertentu. “Kondisi sekarang sudah parah. Banyak informasi dan berita di media sosial yang isinya penuh dengan provokasi, mengarah ke radikalisasi, dan ujaran kebencian,” ungkap Ali Anshory.

Ali Anshory berharap, penyuluh bisa memberikan edukasi kepada masyarakat melalui tulisan. Namun ia menekankan, tulisan yang dituangkan harus bisa dipertanggungjawabkan. “Kami yakin penyuluh mempunyai referensi buku dan kitab keagamaan yang banyak yang bisa dijadikan sumber untuk menulis di media,” pungkas Ali Anshory.(ss/bd)