Haji adalah rukun islam yang kelima, rukun islam sebagai penyempurna bagi mereka yang mampu melaksanakannya. Haji merupakan ibadah mahdloh yang terikat oleh tempat dan waktu, berbeda dengan ibadah mahdloh yang lain, tidak terikat oleh tempat dan waktu. Sebagai contoh pelaksanaan rangkaian ibadah haji dimulai dari bulan syawal, dzulqo’dah dan dzulhijjah serta bertempat di Mekah, Madinah, Arafah Mina sedang ibadah mahdloh yang lain semisal shalat tidak terikat oleh tempat dan waktu, sholat bisa dikerjakan dimana saja dan dalam keadaan apapun.
Sebelum berangkat ke tanah suci, calon jamaah haji diberikan bimbingan manasik terlebih dahulu. Bimbingan manasik yang dilakukan biasanya tentang rangkaian seputar fiqih haji dan yang berkaitan dengan kesehatan jamaah, mengingat umur calon jamaah haji mayoritas pada kisaran usia lanjut.
Pada tanggal 15 – 20 Mei 2023 KUA Kec. Gringsing melakukan bimbingan manasik haji bertempat di Soraya Resto Dk. Bunderan Desa Plelen. Ada 56 calon jamaah haji dari Kec. Gringsing yang akan berangkat pada tahun ini. Kepala KUA Kec. Gringsing H.Muh. Junaidhi selaku penanggung jawab dalam sambutan pembukaan manasik berpesan agar para jamaah mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh para narasumber.
“ Informasi dan materi yang disampaikan oleh narasumber sangat bermanfaat bagi jamaah nantinya ketika melaksanakan rangkaian ibadah haji di tanah haram,” kata H. Muh. Junaidhi.
Dia juga berpesan kepada jamaah selain melaksanakan ibadah haji, para jamaah juga merupakan duta dari bangsa Indonesia kepada negara Arab Saudi, oleh karenanya para jamaah dihimbau untuk menunjukan sifat ramah tamah dan menjaga perilaku selama di Arab Saudi.
“ Selain melaksanakan ibadah calhaj juga sebagai duta bangsa Indonesia yang terkenal dengan keramahannya, untuk itu saya berpesan agar tetap menjaga perilaku yang baik itu,” tegasnya.
Sementara itu dr. Arief Rahmad selaku narasumber dari unsur Puskesmas Gringsing menuturkan bahwa jamaah haji untuk selalu menjaga kesehatan dengan tidak memforsir kegiatan yang berlebihan dan mengabaikan kondisi fisik dan stamina badan.
“ Untuk menjaga kesehatan, calhaj selama di tanah suci untuk melakukan ibadah sesuai dengan syarat rukunnya, tapi jangan diforsir agar kondisi fisik dan staminanya tetap sehat,” kata dr. Arief Rahman.
Dia juga menyatakan bahwa rangkaian ibadah haji adalah ibadah yang hampir sepenuhnya melakukan gerak badan dan juga tenaga fisik yang ekstra. Tidak sedikit dari para jamaah yang melakukan aji mumpung, yaitu mumpung berada di tanah suci dirinya ingin beribadah setiap waktu dan akhirnya mengabaikan kondisi fisiknya.
“ Untuk para jamaah jamaah lansia yang mempunyai riwayat penyakit bawaan agar segera melaporkan pada petugas haji, agar mendapat pendampingan khusus dari tim medis haji, hal ini sesuai tagline gelaran haji tahun 2023, Pelayanan Jamaah Haji yang ramah lansia,” pungkasnya.
Pemateri berikutnya H. Sodikin dari Kemenag Kab. Batang menyampaikan agar jamaah haji untuk ikut pada komando dan arahan dari petugas haji karena mereka sudah terlatih, sebelum bertugas dirinya sudah diberikan pembekalan dan pengarahan. Oleh karenanya petugas haji pastilah bekerja sesuai dengan SOP yang telah diberikan oleh pemerintah.
“ Selama di tanah suci calhaj untuk mengikuti arahan dari para petugas haji karena mereka sudah terlatih, mereka akan melaksanakan tugasnya sesuai SOP yang telah ditetapkan oleh Pemerintah RI,” tegasnya.(Irfan/SDP/ Zy_humas/rf)