Anggaran terbatas agar tak sempitkan kreativitas

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Peran Humas sangatlah penting demi sosialisasi dan pembentukan citra sebuah lembaga pemerintah. Karena itu, Humas diminta bersikap kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, meskipun anggaran untuk Humas di instansi pemerintah sangatlah terbatas.

Demikian ditandaskan oleh Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI, Mastuki dalam kegiatan Diklat Kehumasan yang digelar oleh Pusdiklat Tenaga Administrasi Kementerian Agama RI, 23-28 November kemarin.

Menurut Mastuki, Humas pemerintah pada era sekarang bisa mengoptimalkan media sosial. Baik facebook, whatsapp, twitter, line, instagram, dan lainnya. “Manfaatkanlah media sosial tersebut untuk mempublikasikan setiap kegiatan yang kebijakan positif di Kementerian Agama,” katanya.

Kreativitas pemanfaatan medsos ini nyaris memakan biaya nol rupiah. Mastuki menjelaskan, dengan semakin tersiarnya hal-hal positif tentang Kemenag di media sosial yang saat ini tengah digandrungi masyarakat, maka citra yang terbentuk akan positif dan reputasi Kemenag akan semakin baik.

Tugas Humas tak sebatas itu. Menurut Mastuki, Humas yang mempunyai kinerja tak tampak ini juga diminta bisa mendeteksi dini potensi krisis lembaga. “Seorang humas harus mampu menangkap potensi konflik dan  mengambil langkah-langkah untuk bisa mengatisipasinya agar jangan sampai terjadi konflik,” tandasnya.

Lebih lanjut, Mastuki menyebutkan fungsi Humas untuk memberikan pelayanan dan informasi kepada publik sebaik mungkin. Seorang Humas dituntut pula untuk bisa membangun jaringan dan komunikasi kepada semua stakeholder. “Humas harus mempunyai kemampuan untuk bisa mengakses publik,” ujarnya.

Diklat Kehumasan ini diikuti oleh 40 peserta dari seluruh daerah di Indonesia, mulai dari Provinsi Aceh hingga Papua. Acara yang berlangsung selama seminggu ini menghadirkan narasumber profesional di bidang Public Relations, yaitu Prima Mulyasaro Agustina, Haililah Tri Gandhawati, Virginia Josodipoera, dan Pandit Sumawinata. Keempatnya merupakan dosen PR di Universitas Bakri, Jakarta. Narasumber lainnya yaitu Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi, Saeroji, PR MNC Play Octaviniant Aspary, Widyaiswara Pusdiklat Tenaga Administrasi Endah Prasetyani,  dan Kabiro HDI Kemenag RI, Mastuki.

ss/bd