Jakarta (PHU) – Dalam suasana pandemic saat ini seluruh tatanan kehidupan kita berubah, semua pola ritme hari-hari kita juga berubah. Yang tadinya kita bisa bersilaturahmi bertatap muka hari ini kita tidak bisa. Yang tadinya kita berjabat tangan hari ini tidak bisa, termasuk mengikuti anjuran Pemerintah untuk tidak mudik tahun ini. Apa maknanya? Bagaimana kita mencoba mengendalikan emosi dan diri kita sebagaimana kita hari ini melaksanakan ibadah puasa.
“Mampukah kita mengimplementasikan realita tidak bertemu dengan orangtua, sanak saudara dan tidak pulang kampong, itu hanya semata-mata untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19,” ujar Khoirizi H Dasir, Pelaksana Tugas Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada kegiatan daring yang dilaksanakan oleh Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Sragen, Senin (10/05).
“Mari kita laksanakan apa yang dibatasi oleh Pemerintah, mudah-mudahan kita dapat menjadi agen teladan dalam memberikan contoh dan turut mensukseskan dalam memutus mata rantai covid 19,” kata Khoirizi H Dasir menambahkan.
Kegiatan yang diikuti oleh jajaran pegawai Kankemenag Kabupaten Sragen, Kepala KUA Kecamatan, Penyuluh Agama Islam, KBIHU (Kelompok BImbingan Ibadah Haji dan Umrah) serta jemaah haji pada acara Penutupan Sementara Manasik Haji Sepanjang Tahun yang dilaksanakan secara zoom meeting dengan mengambil topik “Menerima Takdir Terbaik Tentang Keberangkatan Haji Tahun 2021” diikuti oleh 100 partisipan.
“Haji adalah panggilan, haji adalah maklumat. Barangsiapa yang sudah mendapat panggilan dan maklumat dari Allah tidak ada yang dapat menghalangi, akan tetapi 2 tahun terakhir ini ternyata panggilan dan maklumat itu dibatasi oleh betapa dahsyatnya virus Covid 19,” ucap Khoirizi.
“Banyak yang bertanya, apakah tahun ini kita dapat berangkat haji atau tidak, secara teknis Pemerintah sudah mempersiapkan segala sesuatunya,” sambungnya.
“Ketika berbicara tentang Taklimatul Hajj ada hal yang tidak bisa kita tembus? Kenapa? Karena Taklimatul Hajj adalah regulasi yang dibuat oleh Pemerintah Arab Saudi. Kita hanya bisa sami’na wa atho’na, kita hanya bisa menerima apapun keputusan yang diambil Pemerintah Arab Saudi tentu adalah keputusan yang terbaik sebagaimana keputusan yang nantinya diambil oleh Pemerintah Indonesia,” tegas Khoirizi.
Khoirizi juga berterimakasih dan mengapresiasi kegiatan Manasik Sepanjang Tahun yang telah dilaksanakan secara daring oleh Kankemenag kabupaten Sragen.
“Kegiatan ini merupakan cara kita bagaimana bisa membekali para jemaah haji dengan istithaah ibadah yang cukup, karena dengan istithaah ibadah yang cukup inilah yang bisa menghantarkan kita untuk mencapai haji yang sempurna dan baik. Kenapa? karena sempurna dan baik itu ada ukurannya akan tetapi apabila bicara haji mabrur kita sulit mengukurnya,” jelasnya.(vd/Sua).