Belajar Al Quran Melalui Kartu Keriting Hijaiyah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara – MI Maarif Al Falah Joyokusumo adalah salah satu madrasah yang telah mendapatkan ijin melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) dari Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara melalui verifikasi dengan team Satgas covid Kecamatan.

Di Bulan Ramadhan 1442 H ini, peserta didik telah melaksanakan PTM setelah beberapa bulan daring. Untuk memulai PTM kembali bagi Susri Anti, guru kelas I (satu) adalah sebuah tantangan dimana peserta didik harus selalu enjoy. Sehingga beliau ingin siswa – siswinya belajar sambil bermain dan bernyanyi namun memahami pelajaran.

“Pada pelajaran Qur’an Hadits kemarin, siswa diajak mengulas kembali materi mengenal huruf Hijaiyah secara tatap muka untuk mengukur tingkat pemahaman setelah lama belajar daring. Kegiatan belajar mengajarnya pun tidak di kelas, namun memanfaatkan masjid Baitul Falah, dimana di sekeliling temboknya terdapat tulisan – tulisan kaligrafi yang mengandung huruf – huruf hijaiyah dan harokatnya,” ungkapnya pada Sabtu (18/4)

Menurutnya, permasalahan yang sering terjadi pada materi tersebut diantaranya siswa sering tertukar melafalkan huruf-huruf hijaiyah terutama huruf-huruf yang sama bentuknya tetapi berbeda titiknya, sehingga membuat siswa kadang menjadi malas untuk mengaji.

Oleh karena itu, Susrianti membawa sebuah media pembelajaran agar siswa bertambah semangat dan lebih tertarik mengenal dan melafalkan huruf hijayah, dimana setiap huruf dikenalkan dengan “Kartu Keriting Hijaiyah” ditambah berbagai permainan, kegiatan motorik, menyanyi dan tepuk sehingga lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa.

Beliau sangat bahagia, jika siswa – siswinya antusias dan menyukai media pembelajaran yang ia berikan. Menurutnya kreativitas guru dalam mengajar merupakan hal yang sangat penting. Sehingga setiap beliau diberi kesempatan untuk mengikuti lomba guru, dengan senang hati berusaha untuk menampilkan semaksimal mungkin.

“Guru haruslah memiliki kreativitas & semangat belajar yang tinggi serta memiliki keberanian untuk mengikuti event / ajang kompetisi guru. Segala sesuatu butuh proses, layaknya kesuksesan pasti akan tercapai manakala kita bersungguh – sungguh dan mau meningkatkan potensi kita,” pungkas Wahyul selaku kepala madrasah. (wk/ak)