Rembang – Data di lembaga pendidikan keagamaan, yaitu madrasah diniyah, Lembaga Pendidikan Alquran (LPQ) dan pondok pesantren agar selalu diperbaharui.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, H. Moh. Mukson dalam kegiatan Sosialisasi dan Evaluasi BOS, PIP dan PD Pontren yang diadakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Rembang. Kegiatan ini digelar pada Senin (18/10) di aula Kemenag Rembang.
Mukson menyampaikan pentingnya akurasi data. Menurutnya, data-data tersebut akan dijadikan sebagai bahan pengambilan kebijakan pembangunan. “Apabila data tidak akurat, program-program yang dirancang akan tidak tepat sasaran,” kata Mukson.
Mukson meminta data tersebut agar diisi dengan valid dan akurat, sesuai dengan fakta. Pengisian data tersebut dapat dilakukan di aplikasi yang sudah tersedia yaitu Emis. “Kami mohon semua pengelola data lembaga pendidikan keagamaan seperti Madin, TPQ dan Ponpes, peduli betul dengan EMIS ini. Mohon data yang dientri sesuai fakta dan sering diupdate,” tandas Mukson.
Mukson mengakui, Madin, LPQ dan Ponpes adalah lembaga pendidikan non formal yang belum memperoleh support yang memadai dari pemerintah, khususnya dalam masalah anggaran dan fasilitas. “Namun dengan militansi dan semangat perjuangan yang terus membara, kita yakin lembaga-lembaga ini akan bisa mengikuti perkembangan zaman, termasuk mengikuti perkembangan teknologi,” ujar Mukson.
Dia meminta lembaga pendidikan non formal untuk siap berjuang sekeras lembaga lain agar tetap bisa eksis di tengah-tengah masyarakat. Acara ini melibatkan 48 dari ponpes, madin dan LPQ di Rembang.
Hadir sebagai narasumber yaitu Ketua Pokja Kesetaraan lembaga pendidikan Keagamaan Bidang PD Pontren Kanwil Kemenag Jateng, Mustaghfirin. (asrof)