Batang – Sejak dilantik menjadi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada 23 Desember 2020 yang lalu, dia langsung mencanangkan enam program prioritas kementerian agama yang salah satunya adalah Program Kemandirian Pesantren. Dalam sebuah kesempatan Yaqud mengatakan bahwa afirmasi terhadap pesantren terus dilakukan. Setelah penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri tahun 2015 disusul terbitnya UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Hal ini semakin menegaskan pengakuan dan kepedulian negara terhadap pesantren. Tahun 2021 Presiden Jokowi juga telah menandatangani Perpres No. 82/2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren yang antara lain mengatur tentang Dana Abadi Pesantren. Menurutnya Perpres ini akan sangat membantu pelaksanaan amanat UU No. 18/2019, yang menyebutkan tiga fungsi pesantren yaitu, pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Dia juga menyampaikan bahwa dirinya telah menyusun kebijakan kemandirian pesantren dengan mempertimbangkan fungsi pesantren di masyarakat, serta melimpahnya sumber daya manusia (SDM) pesantren bahkan pemerintah juga diluncurkan program Pesantrenpreneur, pengembangan Dashboard Data Ekonomi Pesantren, serta piloting program Kemandirian Pesantren untuk 100 pesantren.
Sejalan dengan garis kebijakan secara tegas dari Menteri Agama itu, maka Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Dirjend Pendidikan Islam Kementerian Agama RI H. Waryono Abdul Ghofur didampingi oleh Kasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Kab. Batang H. Sugiedi bertandang ke Pondok Modern (PM) Tazakka di Kecamatan Bandar Kab. Batang Jawa Tengah pada Minggu (13/03) yang lalu untuk melihat secara langsung kondisi pondok tersebut. Kunjungannya diterima dengan penuh kehangatan di ruang lobi oleh pimpinan pondok KH. Anang Rikza Masyhadi.
Pada kesempatan itu Pimpinan PM. Tazakka KH. Anang Rikza Mashadi mengajak tamunya berkeliling melihat kondisi pesantren yang dipimpinnya diantara yang dikunjungi adalah kantor Lazis dan wakaf tazakka, kantor media center serta sistem transaksi non-tunai atau cashless yang dirancang dan dibuat secara mandiri oleh pondok. KH. Anang menjelaskan konsep pengembangan lazis dan wakaf sebagai salah satu instrumen pendanaan pesantren dan strategi fundraising yang dilakukan oleh tim Tazakka selama ini.
“Saya melihat bahwa Tazakka bisa menjadi laboratorium pengelolaan pesantren bagi pesantren lainnya, terkait kelembagaan, menejemen pengelolaan, strategi pengembangan SDM-nya, sistem transaksi non-tunai atau cashless dan digitalisasi sistem informasi akademiknya,” jelas KH. Anang.
Direktur PD.Pontren Kemenag RI H. Waryono Abdul Ghafur menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pondok Modern Tazakka yang dinilainya tidak saja berpikir untuk pengembangan diri sendiri, namun ikut mendorong dan membina pengembangan pesantren-pesantren lainnya.
“ Terimakasih pada pimpinan dan pengasuh PM.Tazakka yang telah menerima kami untuk bersilaturahmi dan melihat secara dekat kemajuan dari pondok ini,” katanya.
Selanjutnya H. Waryono memberikan beberapa pesan dan nasehat kepada seluruh santri di Masjid Az-Zaky sebelum shalat Dhuhur berjamaah. Dia menyampaikan bahwa para santri harus bersukur karena dapat menerima pendidikan yang baik di PM.Tazakka ini, dan harus dapat memanfaatkan semua untuk mempersiapkan diri manjadi pemimpin bangsa masa depan.
“ Gunakanlah waktu ini sebaik-baiknya, jangan pernah ada waktu luang yang tidak bermanfaat, setiap hari para santri knowledgenya harus bertambah , ziyadatul ilminya harus bertambah dalam bidang apapun,” tegasnya.
Dia berpesan para santri sekarang harus sudah memiliki cita-cita 5-10 tahun yang akan datang akan menjadi penggerak ekonomi syariah, mengembangkan produk halal, kedepan Indonesia harus menjadi pusat industri halal.
“ Para santri harus berpikir, saya besuk akan menjadi menteri keuangan atau minimal wakil menteri agar dapat menggerakkan ekonomi syariah, produk halal dan menjadikan Indonesia kedepan menjadi pusat industri halal,” pesannya.
Dia juga menekankan “ Jadilah mukmin yang kuat ilmunya dan beriman, kalau saat ini umat Islam masih under boleh jadi mungkin ilmunya belum kuat belum mapan, dan masih kalah dengan orang lain, jadikan iman dan ilmu bagi para santri seperti dua sisi mata uang, tidak boleh para santri memiliki iman kuat, tahajudnya kuat tetapi ilmunya kurang,” ungkapnya.
Sementara itu dihubungi secara terpisah Kasi PD.Pontren Kemenag Kab. Batang H. Sugiedi menjelaskan bahwa pihaknya merasa senang dan bangga atas kunjungan Direktur PD. Pontren Kemenag RI ke PM. Tazakka. Menurutnya kunjungan itu merupakan kepedulian Kemenag pada pondok pesantren di Kab. Batang.
“ Alhamdulillah Bapak Direktur berkenan berkunjung di PM.Tazakka, ini adalah bentuk kepedulian dan pengawasan secara langsung Kemenag pada pondok pesantren di Kab. Batang,” kata H. Sugiedi.
Dia juga menegaskan masih puluhan lagi jumlah pondok pesantren yang ada di Kab. Batang, bila Kemenag RI ingin melihat secara langsung tentu Kemenag Kab. Batang akan menunjukkan kondisi Pesantren yang memang telah menjadi tugas PD.Pontren dalam membinanya.
“ Masih puluhan Pondok Pesantren di Kab. Batang yang memiliki keragaman yang berbeda, bila Kemenag RI ingin melihat secara langsung maka Kemenag Kab Batang akan mendampingi dan mengantarkan agar Kemenag RI dapat mengetahui secara langsung kondisinya,” harapnya. ( Zy_humas/rf )