Guru Kreatif Tanggulangi Pengaruh Negatif

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purbalingga – Seleksi guru dan kepala RA/BA/TA berprestasi tingkat Kabupaten Purbalingga untuk mengikuti lomba pada tingkat Provinsi diikuti oleh 10 guru dan 10 kepala dari kecamatan di wilayah Kabupaten Purbalingga. Dalam seleksi setiap guru menyajikan karya tulis yang berupa Penelitian Tindakan Kelas, serta kepala menyajikan Karya Ilmiah berupa usaha pengembangan lembaga RA/BA/TA di bawah kepemimpinannya, yang dipresentasikan di depan tim penilai dan peserta lainnya.

Pada kegiatan seleksi yang dilaksanakan di Aula Lantai 2 Kantor Kementerian Agama Purbalingga, Rabu (24/05), Ketua Panitia Kegiatan, Khotimah dalam sambutan sekaligus laporan kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan seleksi untuk mempersiapkan untuk mengikuti kegiatan yang sama pada tingkat Provinsi.

“Kami dari IGRA melangkah mengadakan kegiatan semacam ini, tentunya kami punya harapan bahwa nanti pada saat ada seleksi guru dan kepala berprestasi tingkat provinsi kami sudah menyiapkan,” jelas Khotimah.

Selanjutnya dia juga menyampaikan bahwa seleksi guru dan kepala berprestasi adalah program Pengurus Daerah Ikatan Guru Roudhatul Athfal. “Karena di program kerja PD IGRA ada seleksi guru, makanya kami manfaatkan kegiatan itu sekaligus kami melaksanakan progam juga kami persiapkan untuk mengikuti ajang lomba guru berprestasi tingkat provinsi,” tambahnya.

Plt. Kepala Kankemenag Purbaligga, Ahmad Muhdzir dalam sambutan pada pembukaan kegiatan seleksi guru dan kepala berprestasi yang dilaksanakan dalam 2 sesi yaitu pagi untuk penilaian bagi guru berprestasi dan siang bagi kepala berprestasi menyampaiakan bahwa guru harus mengikuti dinamisnya zaman.

“Pendidikan juga dinamis, guru harus lebih dinamis jangan sampai guru kalah dinamisnya dengan anak-anak didik yang mengikuti perkembangan zaman,” jelas Muhdzir

Ditambahkan, sekarang diperlukan guru yang kreatif funtuk menanggulangi pengaruh negatif perkembangan teknologi. “Oleh karena itu menetralisir pengaruh negatif tehnologi, guru  juga harus pinter mengantisipasi pengaruh negatifnya tehnologi, sehingga guru harus lebih menarik dari pada televisi, lebih menarik dari pada gadget  untuk seperti itu diperlukan guru yang kreatif,” tegasnya. (sf/gt)