Namo Buddhaya,
Kudus – Jelang perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2562 BE/2018, 29 Mei nanti, umat Buddha Kudus menggelar karya bhakti sosial di Taman Makam Pahlawan Kudus (24/5).
Kegiatan karya bhakti sosial di TMP ini diikuti umat Buddha se kabupaten Kudus, relawan sekaligus sebagai pendamping umat Buddha yaitu: Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus (Bp. Drs H. Noor Badi, MM), Danramil Kec. Dawe (Kapten Infantri Sulikan), Kodim 0722 (Inteligen (Pelda Ahmad Hadiq dkk, Provoost (Muslim dkk, Pendim (Serda Sukoco), Kapolsek Kota (Muh. Khoirul Naim dan anggota), Pol PP (Danru Supriyadi dan anggota), Kesbangpol (Abu Bakar, SH), Kesra (Edy Sulistyo). Kegiatan diawali membersihkan sampah, memotong dan mencabut rumput liar di sekeliling makam dilanjutkan upacara penghormatan kepada arwah para Pahlawan dipimpin Bapak Kepala Kemenag Kab. Kudus. Dalam pengarahannya Noor Badi mengatakan meski pahlawan yang disemayamkan bermacam-macam agama tapi sudah menjadi kewajiban kita untuk menghormati jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya demi kemerdekaan Indonesia dan kita sebagai penerus bangsa wajib menjaga keutuhan NKRI dengan selalu meningkatkan toleransi dan harmonisasi antar umat beragama dengan melaksanakan Tri Kerukunan Umat Beragama (rukun intern umat Buddha, rukun dengan agama lainnya dan rukun antar agama dengan Pemerintah). Hal ini sejalan dengan tema Waisak tahun ini yaitu Harmoni dalam kebhinekkaan untuk bangsa, imbuhnya. Doa bersama yang dipimpin Romo Pandita Bodhi Cakra dilanjut doa khusus dengan tata cara Ritual Agama Buddha yang dipimpin oleh Samanera Kusala Daso diteruskan tabur bunga bersama.
Ketua Waisak, Bapak Supriyadi menjelaskan, karya bhakti ini sudah menjadi agenda rutin tahunan yang dilaksanakan oleh umat Buddha di Kudus menjelang Waisak sejak tahun 2015 dengan tujuan untuk menanamkan rasa hormat dan bangga kepada para Pahlawan sekaligus memberi pelajaran kepada kita untuk memaknai arti menghargai pendahulu yang berjasa untuk Negeri Indonesia tercinta ini. Karya bhakti kali ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena baru kali ini acara bersih makam TMP dihadiri oleh seorang Samanera yang membuat lebih sakral acara ritualnya. Kegiatan ini merupakan aplikasi bentuk pengamalan ajaran Buddha yaitu (cinta kasih, welas asih – cinta damai dan anti kekerasan) yang harus dilaksanakan dan dilestarikan sesuai dengan Tema Waisak tahun ini yaitu “Harmoni dalam kebhinekkaan untuk bangsa”, juga senantiasa menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan umat Buddha Indonesia, dan Kudus pada khususnya, jelas Supriyadi.
Ketua Waisak mengatakan “melalui kegiatan-kegiatan seperti ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kualitas moral, mental dan spiritual umat Buddha Kabupaten Kudus dalam hidup berkeluarga, berkarier, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan rasa peduli terhadap sesama khususnya kepada para pahlawan yang telah gugur”. ucapnya
Panitia Waisak terpanggil untuk mengetuk hati sebagian komponen bangsa yang memiliki kemampuan dan kepedulian yang tinggi untuk berpartisipasi saling membantu bersama-sama melaksanakan karya nyata dalam mengamalkan misi Dharma Negara beraktualisasi pada ajaran Hyang Buddha yaitu mengembangkan sifat maitri dan karuna (cinta kasih dan kasih sayang) demi terwujudnya harmonisasi dalam masyarakat yang plural ini agar selalu tercipta keamanan dan kedamaian.
“Semoga dengan peduli Panitia Waisak ini, kami umat Buddha dapat bersuka cita, selamat dan sukses merayakan upacara Waisak Nasional yang dipusatkan di Candi Mendut dan Candi Borobudur juga Candi Sewu-Jawa Tengah (29/5). Umat Buddha Kabupaten Kudus yang tidakberangkat ke Candi-candi tersebut melaksanakan ritual puja bhakti di Vihara masing-masing dipimpin oleh para Pandita/Rohaniawan. Dan puncak acara Waisak nanti dengan diselenggarakannya Dharmasanti Waisak bersama umat Buddha se Kabupaten Kudus tanggal 05 Juli 2018 di daerah Colo Kudus. Diharapkan kepada masyarakat Kudus secara keseluruhan dari berbagai agama dan berbagai lini turut serta mensukseskan dan meramaikan acara Dharmasanti Waisak nanti”.pungkasnya
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatha,
Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia (kiswati-wwk/bd)