Karanganyar – Kepala Kemenag Karanganyar, Wiharso membuka secara resmi pelaksanaan Utsawa Dharmagita, 18 September 2022 di Ngargoyoso. Dalam sambutannya, Wiharso menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pengurus Lembaga Pengembangan Dharma Gita Kab. “Karanganyar telah melaksanakan Utsawa Dharma Gita Tahun 2022. Sesuai dengan temanya, Menumbuhkembangkan Literasi dan Moderasi Beragama melalui Utsawa Dharma Gita, moderasi beragama ditunjukkan dengan memakai pakaian adat, ini menunjukkan moderasi beragama. Kemudian, literasi harapannya anak anak kita terbiasa dengan berliterasi, membaca kitab suci agama Hindu,” ucapnya.
Pelaksanaan UDG di Kabupaten Karanganyar ini baru pertama kali digelar, Wiharso menambahkan sangat penting dalam upaya kita bersama melestarikan adat dan budaya.
“Utsawa Dharmagita ini berisi ajaran ajaran agama dan sastra yang sudah ada dan dipelajari secara turun temurun. Semoga dari Utsawa Dharma Gita mampu menyiapkan generasi dan calon calon yang akan mengikuti Utsawa Dharma Gita ke tingkat Provinsi dan Nasional. Kepada para peserta Utsawa Dharmagita agar dapat menjadikan momentum sebagai ajang pertemuan silaturahmi melalui lantunan lagu dan nyanyian serta melatih generasi muda kita melantunkan doa-doa yang diajarkan agama Hindu,” lanjutnya.
Pembimas Hindu Kanwil Jateng, I Dewa Made Artayasa menyampaikan, “Dharma Gita sebagai nyanyian keagamaan umat Hindu biasa digunakan untuk mengiringi berbagai kegiatan keagamaan khususnya yang berhubungan dengan rituual/yadnya. Salah satu upaya pelestarian dan pengembangan tersebut adalah melalui kegiatan Lomba Utsawa Dharma Gita”.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kegairahan umat khususnya para generasi muda untuk lebih memahami dan mendalami ajaran Agama khususnya Sastra Agama. Sekaligus sebagai upaya menggali dan mengembangkan bakat dan kreativitas masyarakat khususnya generasi muda Hindu lewat bentuk nyanyian keagamaan,” jelas I Dewa Made Artayasa.
Tujuan pelaksanaan Utsawa Dharma Gita adalah untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak, remaja dan dewasa dalam menumbuhkan rasa kecintaan pada seni sastra khususnya Geguritan yang menjadi salah satu warisan budaya yang adi luhung, mengapresiasikan prestasi dan seni sastra dikalangan anak-anak, remaja dan dewasa serta menunjukan dinamisme dan keagamaan.(ida/sua)