Salatiga —- Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Salatiga, Taufiqur Rahman menghadiri Khaul ke-2 KH. Saefudin Zuhri sekaligus Peluncuran Buku Khutbah Inspiratif “Menelusuri Jejak dan Buah Karyanya”, Sabtu (08/05). Tampak hadir Rois Syuriah PCNU Salatiga, KH. Sonwasi Ridwan, Ketua PCNU KH. Zaenuri, dan Ketua MUI DR. KH. Agus Suaedi, serta para kyai yang lain dan para tamu undangan
Dalam sambutannya, Taufiq mengatakan bahwa almarhum adalah orang tua sekaligus gurunya. Banyak pelajaran yang bisa diambil sebagai teladan semasa hidup almarhum. Sebagaimana dikatakan ulama terkenal Ibnu Abdi Salam, bahwa ketika ada acara khaul, maka dianjurkan menyebut dan menceritakan kebaikan almarhum.
Menurut Taufiq, KH Saefuddin Zuhri adalah Kyai yang sudah mukasyafah (terbuka pengetahuan spiritualnya, sebagai anugerah kemuliaan yang dimilikinya). Salah satu bukti mukasyafah KH Saefudin Zuhri adalah ketika masih menjadi mahasiswa di UIN Walisongo Semarang, almarhum mengajar Ilmu Fiqih dan Ushul fiqih selama dua semester. Saat itu Taufiq adalah mahasiswa yang di kenal baik oleh almarhum. Beliau memberi kesempatan Taufiq menjadi asisten dosen, salah satunya setiap mata kuliah almarhum, Taufiq senantiasa mendapat nilai A.
Tahun 2016, Taufiq di ajak oleh almarhum ke Salatiga, untuk sowan para Kyai di Salatiga, antara lain Simbah Kyai Sonwasi Ridwan selaku Rois Syuriah PCNU Salatiga, serta sowan Kyai Zaenuri selaku ketua PCNU Salatiga
Saat sowan ke para Kyai tersebut Almarhum memperkenalkan para kyai dengan sebutan “ini calon kepala Kemenag Kota Salatiga”. Tepat pada tanggal 15 Januari 2021, Taufiq ternyata betul di angkat dan dilantik sebagai Kepala Kemenag Salatiga.
Dari peristiwa itu, maka Taufiq memiliki nadzar akan berziarah ke makam KH Saefudin dengan memakai pakaian dinas lengkap, dan akan ziarah dengan menghormat almarhum layaknya seorang pahlawan. Saat hadir ke Maqam almarhum bersama Kasi Bimas Islam, Kepala KUA Tingkir, dan Penyuluh Agama Islam Tingkir Taufiq pun menghormat layaknya penghormatan bagi pahlawan.
Selanjutnya Taufiq menyapa gurunya dengan mengatakan “Pak Kyai, ini murid Panjenengan hadir, semoga berkenan menjadikan saya ini sebagai murid Panjenengan”.
Dalam kenangan Taufiq, almarhum adalah seorang mentor yg cerdas, teman diskusi yg baik, menganggap murid laksana sahabat. Almarhum adalah motivator yang baik, beliau meninggalkan kesederhanaan yg sulit di tiru. (Humas/Murtadho-KK-YF)