Grobogan (Humas) – Forum profesi Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) tidak hanya menjadi wadah dalam peningkatan kompetensi berorganisasi akan tetapi juga sebagai wadah dalam peningkatan kompetensi guru. Dan untuk meningkatkan forum KKG PAI Tingkat SD, SMP, SMA/SMK Kab. Grobogan secara khusus menggelar Wordkshop Penyusunan perangkat pembelajaran Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) bagi 215 guru Pendidikan Agama Islam se- Kab.Grobogan yang berlangsung di Gedung Teater UIN Salatiga, Selasa (24/10/2023).
Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Grobogan, Fahrur Rozi dalam memberikan sambutannya menyampaikan apresiasi secara khusus bahwa kegiatan ini dapat terlaksana karena adanya kemauan dan keseriusan dari guru guru PAI SD, SMP dan SMA untuk meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik, selain itu mampu menjawab segala tuntutan dan perkembangan dalam kurikulum baru yang mulai di terapkan sekarang ini.
“Ini merupakan ikhtiar bagi kita sebagai guru profesional untuk senantiasa memperbaharui dan menupdate serta membekali diri dengan berbagai macam pengetahuan sehingga kompetensi lebih meningkat yang akan berimplikasi terhadap proses transfer ilmu kepada peserta didik. Saya minta kepada bapak ibu guru Pendidikan Agama Islam agar mengutamakan pendidikan ahlak kepada peserta didiknya,”ucap fahrur.
Sambung Fahrur, bahwa sebagai guru PAI dituntut bersosialisasi ditengah masyarakat bukan hanya ditengah lingkungan dunia pendidikan saja olehnya, melalui KKG dan MGMP harus menjadi salah satu wadah membentuk kepribadian dan mengembangkan kemampuan bagi guru PAI.
“Kami berharap untuk dapat berkerjasama dalam menghidupkan dan membesarkan guru PAI di Kabupaten Grobogan yang lebih solid dan dapat menjadi wadah meningkatkan profesionalitas guru pai,”harapnya.
Lebih lanjut, Kakankemenag menjelaskan bahwa kurikulum merdeka merupakan kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang beragam agar peserta didik memiliki cukup waktu mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
“Pada kurikulum merdeka, sekolah diberikan keleluasaan untuk berkreasi dan berinovasi, walaupun makna merdeka yang artinya bebas akan tetapi tetap mengacu pada juknis yang ada” jelasnya.
Ia juga mengukapkan bahwa perubahan yang terjadi pada kurikulum merupakan tuntutan dan perkembangan zaman. maka seorang guru diharapkan tidak alergi pada setiap perubahan yang terjadi.
“Sebagai garda terdepan dalam pendidikan, kalian harus responsif, adaptif serta aplikatif dalam menyikapi kurikulum merdeka” terangnya
Kakankemeng berpesan kepada peserta workshop agar selalu aktif dan mencari berbagai sumber tentang kurikulum merdeka.
“Semoga kehadiran KKG bisa menjadi mediator sekaligus lembaga yang dapat menjadi wadah dalam meningkatkan kompetensi guru pendidikan agama islam khususnya melalui pelaksanaan workshop implementasi kurikulum merdeka” tutup Kakankemenag(bd)