Purbalingga – Menghadapi Lomba Penyuluh Teladan tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018, Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Purbalingga bersama Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) menyelenggarakan kegiatan Latihan Presentasi Penyuluh Teladan. Kegiatan yang berlangsung sehari tersebut bertempat di aula Uswatun Hasanah Purbalingga, Selasa (31/07).
Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kabupaten Purbalingga, Khikam Aziz menjelaskan, presentasi dibimbing dan diarahkan oleh dewan Juri yang beranggotakan 3 orang.
“Dewan Juri terdiri dari tiga orang, yaitu Kasi Bimas Islam, Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh), dan Ketua Bidang Kerukunan Umat Beragama. Materi latihan presentasi meliputi dua komponen, yaitu kelihaian dalam memaparkan materi dan ketrampilan menguasai IT, Itu sebagai bekal menghadapi Lomba Penyuluh Teladan yang akan dilaksanakan Kamis, (02/08), di Semarang,” jelas Aziz.
Khikam menambahkan, peserta kegiatan adalah Penyuluh Teladan Kabupaten Purbalingga, Umar Abdul Fatah (48). Penyuluh Agama Islam Non-PNS tersebut kesehariannya melaksanakan aktifitas bimbingan penyuluhan di bantaran Sungai Gintung, Dusun Jomblang Desa Sidareja Kecamatan Kaligondang – Purbalingga.
Selain presentasi, juga ditayangkan film tentang profil dan aktivitas Umar Abdul Fatah sebagai Penyuluh Agama Islam, di Dusun Jomblang. Film yang dikemas selama 15 menit tersebut, digarap oleh sineas Purbalingga, Sinangga Angga. Film tersebut mendokumentasikan pendekatan langsung Kyai Umar yang digunakan dalam proses penyuluhannya kepada masyarakat di tengah-tengah aktivitas bertani. Ia membangun kesadaran masyarakat Jomblang untuk untuk beribadah, melalui obrolan di gubuk dengan para petani saat istirahat.
Kyai Umar dalam kesempatan tersebut juga menjawab pertanyaan Kasi Bimas Islam, Mukhlis Abdillah, terkait motivasi yang mendasarinya ikhlas berjuang melakukan bimbingan penyuluhan.
“Tugas ini adalah panggilan hati. Kegiatan ini sudah saya lakukan jauh sebelum saya mendapat SK Penyuluh. Insya Allah biidznillah akan saya lakukan hingga akhir hayat. Karena bagi saya, penyuluh bukanlah kewajiban sesaat, tetapi kewajiban kita setiap saat,” jelas Umar.
Ketua Bidang Kerukunan Umat Beragama, Syarif Hidayat menambahkan, Penyuluh Agama bukan hanya memberikan penyuluhan di lingkup agama saja. Bidang garapannya memiliki lingkup yang lebih luas.
“Penyuluh itu kinerjanya dilihat dari sebelum dan sesudah penyuluhan. Misalnya sebelum diberi penyuluhan masyarakat belum tumbuh kesadaran beribadah. Nah, tugas penyuluh adalah membangun. Membangun kesadaran beribadah, mau sholat, mau ngaji. Jika masih banyak pengangguran, setelah penyuluhan tumbuh kreatifitas memberdayakan ekonomi keluarga. Jika banyak pencurian, dengan penyuluhan keamanan dan ketentraman warga terpenuhi. Karena Penyuluh Agama juga harus mampu berkoordinasi dengan Kepolisian. Lintas sektoral yang lain pun harus digandeng, penyuluh pertanian, peternakan hingga Keluarga Berencana. Ini kekuatan besar untuk membangun umat,” ungkap Syarif memberi semangat.
Khikam Aziz di akhir kegiatan berpesan, agar dalam pelaksanaan lomba penyuluh teladan dapat menampilkan presentasi dengan percaya diri.
“Jaga percaya diri, tidak perlu merasa minder. Yang terpenting adalah bahwa yang disampaikan adalah hal yang sebenarnya, fakta nyata yang memang ada dan terjadi di sekitar kita, dan buat Kyai Umar sang pelakunya, semoga memperoleh hasil yang kita harapkan, menorehkan nama Kabupaten Purbalingga melalui Profil Penyuluh Agama,” harapnya. (sar/sua)