Semarang – Masjid dan kepengurusannya merupakan otoritas mikro yang dapat mengisi ruang publik dalam masyarakat dalam berbagai skala. Segala keputusan dari takmir ikut mempengaruhi aktivitas keagamaan, baik ibadah mahdoh maupun ghoiru mahdoh.
Dewan Masjid Indonesia (DMI) salah satunya, merupakan wadah atau lembaga yang setidaknya mampu menjadi otoritas keagamaan tersebut, menjadi jembatan informasi dan kebijakan antara Ulama' dan Umaro'. Di Kementerian Agama juga ada elemen seperti itu yakni penyuluh agama yang memilki peran sebagaimana DMI tersebut.
Itu artinya ruang yang diisi DMI sama dengan ruang yang diisi penyuluh agama Islam sebagai refleksi dari tugas dan peran untuk menyampaikan program pemerintah kepada masyarakat dalam bahasa agama.Â
Oleh karenanya, peningkatan peran penyuluh dalam DMI terlihat sangat masif dikarena upaya dari H. Labib yang menjabat Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Semarang. “Para penyuluh harus mampu ambil peran dalam ruang publik di berbagai organisasi keagamaan dan organisasi kemasyarakatan, seperti DMI, MUI, LPTQ dan sebagainya, dalam berbagai tingkatan”, gagas Labib.
Hal ini senada dengan keinginan Kepala Kantor Kemenag, H. Muhdi yang inginkan bukan hanya para penyuluh, tapi seluruh pegawai kemenag agar memiliki peran di masyarakat, minimal menjadi Ketua RT atau Takmir Masjid. Lecutan motivasi dari pimpinan itulah yang membuat para penyuluh agama, baik yang PNS maupun Non PNS, _cancut tali wondo_ ambil bagian dalam aktivitas di berbagai ormas.
Salah satunya dalam DMI, nampak jelas saat pengukuhan pengurus cabang kecamatan Semarang Barat dan Gunungpati oleh Walikota pada Senin (15/3) di Balaikota, para penyuluh terlibat dalam pengurus harian maupun mengisi ruang pada sejumlah bidang. “Semua penyuluh masuk sebagai pengurus”, tutur Ainurrofiq yang juga merupakan Penyuluh PNS yang bertugas di Gunungpati.
“Kehadiran penyuluh sangat efektif dalam menggerakkan DMI”, sahut Widodo yang juga penyuluh PNS yang bertugas di Semarang Barat.
Semua peran tersebut sebenarnya selaras dengan imbauan Menag, Yaqut Cholil Qoumas (5/1) yang lalu saat berpidato dalam HAB Kemenag di Jakarta, bahwa agama bukan dijadikan sebagai aspirasi, namun jadikan agama mampu menjadi inspirasi pembangunan. Walikota Semarang, Hendar Prihadi pun mengakui bahwa peran DMI cukup signifikan dalam proses pembangunan SDM pada periode pertamanya. Itu berarti peran penyuluh agama yang berada dalam kepengurusan DMI sangat penting dalam menunjang kualitas masyarakat dalam pembangunan. (sy/bd)
<!–/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_210316_095906_989.sdocx–>