KAB.PEKALONGAN,- Kamis, 22 September 2022, bertempat di Aula MAN Pekalongan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan Drs. H. Sukarno, MM menghadiri sekaligus memberikan paparan materi pada kegiatan Dialog Interaktif Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Kankemenag Kab. Pekalongan bersama Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pekalongan dan MAN Pekalongan. Hadir dalam acara tersebut jajaran pengurus FKUB Kabupaten Pekalongan, Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan, Tokoh masing masing Agama, dewan guru dan para peserta didik MAN Pekalongan.
Acara diawali dengan sambutan Kepala MAN Pekalongan Drs. H. Syaefudin, M.Pd, yang menyampaikan pentingnya memahami moderasi beragama “Moderasi beragama pentig untuk dipahami, Wajib bagi kita untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya moderasi beragama ini,” kata Syaefudin dalam sambutannya
Mewakili Bupati Pekalongan Staf Ahli bidang SDM dan Kemasyarakatan, Rachmawati, menyampaikan kata sambutan sekaligus membuka acara dialog interkatif moderasi beragama secara resmi.
Bupati Pekalongan dalam sambutanya yang dibacakan oleh Staf Ahli bidang SDM dan Kemasyarakatan Rachmawati, menyampaikan “perlunya kita sadari bersama bahwa kita merasa beruntung hidup di indonesia yang gemah ripah loh jenawi dengan karunia kehidupan yang beragam namun tetap berdampingan dengan damai dengan kata penghubung toleransi, salah satunya toleransi beragama, yang mengandung maksud walau kita berbeda beda agama namun tetap satu tujuan”
“Sikap saling menghargai antar pemeluk agama dan penganut kepercayan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu tumbuh berkembang dengan baik di Indonesia termasuk di Kabupaten Pekalongan oleh karena itu harus kita syukuri dan dilestarikan”
Lebih lanjut Rachmawati menyampaikan “pada kesempatan ini kami menyambut gembira dan mengapresiasi kepada FKUB Kabupaten Pekalongan yang telah menyelenggarakan kegiatan pembinaan, bimbingan kerukunan beragama dengan tajuk edukasi moderasi beragama, hal ini sangat penting untuk ditanamkan kepada masyarakat, termasuk juga para siswa ya, karena ditengah arus kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mengubah secara cepat peradaban dunia menjadi lebih baik ataupun dampak yang tidak dinginkan, maka kiranya sangat tepat, bila priroritas utama ditujukan kepada para guru dan siswa, karena guru dan siswa adalah ujung tombak bagi masa kini dan masa yang akan datang, “ungkapnya
Selanjutnya Bupati berpesan “Kuatkan ajaran agama dan penghayat kepercayan kepada Tuhan sesuai kepercayaan dan tuntunan masing masing,”
“Laksanakan toleransi beragama yang tepat karena ada kasus dimasyrakat penerapan toleransi yang kurang tepat, sehingga membingungkan dari para pengikutnya,”
“Jaga situasi yang kondusif, rukun damai ditengah adat istiadat dan juga perbedaan agama dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, karena kita semua ini satu tujuan, kita semua menjadi subjek pembangunan dan sekaligus menjadi objek yang menerima hasil pembangunan,”
“Kami berharap agar kegiatan edukasi moderasi beragama ini dapat dilaksanakan pada semua tingkatan Pendidikan, dan kalo bisa kegiatan ini dapat dilaksanakan untuk seluruh wilayah Kabupaten Pekalongan dari ujung petungkriyono sampai tepi pantai wonokerto supaya pembagunan Agama, pembangunan fisik dan non fisik dapat adil dan merata, sesuai visi Bupati Kab.Pekalongan yaitu mewujudkan masyarakat kabupaten pekalongan yang sejahtera, adil dan merata dan budaya gotong royong, “harapnya
Terakhir sebelum mengakhiri sambutan, Rachmawati menyampaikan ucapan terimakasih dari Bupati Pekalongan, “Terimakasih kepada FKUB yang telah manjaga kondisifitas wilayah Kabupaten Pekalongan, sehingga semua agama dapat menjalankan agamanya dengan baik, masing masing saling menghormati, saling menghargai dan juga sesuai dengan keyakinan dan ajaranya masing-masing, “tutupnya.
Memasuki acara inti, pembicara pertama disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan Drs. H Sukarno, MM. Disampaikan oleh H.Sukarno bahwa Indonesia merupakan negara majemuk dengan tingkat keragaman yang sangat tinggi ada beragam ras dan budaya, 17.508 pulau, 740 suku, 400-an bahasa daerah, ada 6 agama besar yang diakui, puluhan agama etnik, 400-an aliran kebatinan.
“Keberagaman tersebut merupakan kekuatan yang dimiliki Indonesia, namun dalam implementasinya, dinamika ekspresi keberagamaan itu diperlukan moderasi, salah satunya moderasi beragama untuk menjaga keharmonisan bangsa”
“Moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan, ia adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan mengambil posisi ditengah atau moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri,” tuturnya.
Lebih lanjut H. Sukarno menjelaskan, “Moderasi merupakan kebajikan yang mendorong terciptanya harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan secara personal, keluarga dan masyarakat dan Moderasi dapat diukur dalam empat indikator, diantaranya toleransi, anti kekerasan, komitmen kebangsaan, serta pemahaman dan perilaku beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal atau konteks Indonesia yang multi-kultural dan multi-agama”,
“Untuk itu keempat indikator tersebut harus selalu dijaga dan dilaksanakan oleh seluruh elemen masyarakat sebagai upaya menciptakan kerukunan berbangsa dan bernegara yang berkelanjutan.”
“Tugas penguatan kerukunan umat beragama di samping dilakukan oleh pemerintah, juga dilakukan oleh para tokoh agama. Para tokoh agama ini merupakan modal yang berharga bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan kerukunan umat beragama. Tokoh agama juga diharapkan mampu menempatkan posisinya sebagai modal sosial yang amat penting bagi bangsa untuk mewujudkan kerukunan umat beragama di Indonesia khususnya di Kabupaten Pekalongan”
Sementara itu Drs. H. Mukhozin, M.Ag Ketua FKUB Kabupaten Pekalongan menyampaikan dalam paparan materinya, bahwa “Kehidupan masyarakat diKabupaten Pekalongan itu sudah rukun dan damai, “kita tahu bahwa Indonesia itu bukan negara agama, tetapi Indonesia juga bukan negara sekuler, Indonesia adalah negara yang berketuhanan, itulah sebabnya komunis tidak boleh ada di Indonesia dan seluruh penduduk Indonesia harus berketuhanan Yang Maha Esa, Indonesia itu adalah negara kesatuan yang majemuk, makanya kekayaan dan keragaman budaya ini harus dijaga dengan semboyan bhineka tunggal ika, “jelasnya
Kemudian H. Mukhozin juga menjelaskan tentang apa itu FKUB. Ia menyampaikan bahwa FKUB merupakan wadah sekaligus mediator dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau konflik keagamaan untuk mencari jalan dan solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan dan konflik yang terjadi.
“Peran FKUB itu antara lain ; “Menjadi wadah harmonisasi dalam kegiatan keagamaan, Menjaga harmonisasi dalam kehidupan beragama sebagai suatu landasan penting, dalam hal ini sangat ditekankan rasa saling memahami dan saling menghormati antar umat beragama, Membantu pemerintah daerah dalam mensukseskan suatu pembangunan, Sebagaimana tercantum dalam surat bahwa salah satu FKUB adalah memberikan rekomendasi kepada kepala daerah dalam suatu kebijakan kebijakan dalam kehidupan beragama, misalnya, membantu pemerintah daerah dalam pendirian rumah ibadah, “terangnya.
Terakhir H. Mukhozin menerangkan bahwa dasar toleransi bagi kita umat muslim adalah lakum diinukum waliyadiin untukku agamaku untukmu agamamu, tidak ada paksaan dalam agama, “Tidak ada kedamaian didunia ini kecuali dengan toleransi dan toleransi itu khusus amal sosial tidak ada kaitannya dengan ibadah, ibadah tidak ada toleransi, “tutupnya.
Kegiatan dialog interaktif kemudian dilanjutkan dengan paparan dari masing masing perwakilan tokoh agama, dimulai dari tokoh agama Katolik, Kristen dan Hindu. (MTb)