Semarang (Inmas) – Hari ini Bangsa Indonesia kembali kehilangan Pemimpin, tokoh sekaligus Ulama besar panutan umat, K.H. Hasyim Muzadi jam 06.25 WIB di Malang pulang ke rahmatullah meninggalkan kita semua untuk selamanya.
Diawali pembacaan tarji Innalillahi wa inna ilaihirojiun Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Farhani pada saat mengambil apel pagi di halaman kantor menyampaikan berita duka ini di hadapan seluruh ASN Kanwil Kemenag Prov. Jateng. “Pagi ini, hari ini kita bersama sudah kehilangan Tokoh Nasional, Guru Bangsa sekaligus Ulama panutan umat,” kata Farhani.
Farhani juga menyampaikan dalam pesan apelnya untuk bisa mendoakan beliau dan mampu meneladani apa saja yang sudah beliau K.H. Hasyim Muzadi ajarkan kepada kita, mulai bagaimana ajaran beliau tentang semangat kebangsaan, ajaran tentang toleransi yang mengahargai perbedaan, ajaran semangat berkarya dan berdarma untuk tanah air tercinta Indonesia.
“Sedemikian banyak torehan prestasi yang beliau wariskan yang sulit untuk disampaikan semua,” imbuhnya.
Mengutip dari laman tokohindonesia.com, Kakanwil menceritakan Muzadi kecil lahir di Bangil Tuban Jawa Timur tanggal 8 Agustus 1944. Masa kecilnya dihabiskan di Tuban, lahir dari keluarga pesantren dari pasangan H. Muzadi dan Hj. Rumiyati merupakan orang terpandang di kampungnya. Kyai Muzadi, begitu ia akrab disapa menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyyah Tuban pada tahun 1950 dan menuntaskan pendidikan tingginya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Malang. Singkat cerita beliau aktif di ormas NU, pernah menjadi Ketua PWNU Jawa Timur (1992) yang akhirnya menjadi batu lompatan beliau menjadi Ketua Umum PBNU (1999). Suami dari Hj. Muthomimah juga pernah menjadi anggota DPRD Tk.I Jawa Timur (1986) yang ketika itu masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan.
Muzadi juga dikenal sebagai sosok Nasionalis dan Pluralis, itu sebabnya ketika terjadi tragedi runtuhnya WTC di Amerika Serikat oleh serangan teroris, yang mengakibatkan stigmatisasi oleh Barat bahwa Islam sebagai agama teroris, Muzadilah kyai dengan enam orang putra yang justru getol menjelaskan dunia internasional kalau Islam itu moderat, kultural dan tidak memiliki jaringan dengan organisasi kekerasan Internasional. Ia juga menjadi sekian dari tokoh umat di Indonesia yang dijadikan referensi oleh dunia barat dalam menjelaskan karakteristik umat Islam di Indonesia.
Di akhir perjalanan kariernya K.H. Hasyim Muzadi sampai saat sekarang ini alloh memanggil masih menjabat Wantimpres, Presiden Joko Widodo.
Sehingga sepatutnya sebagai generasi penerus untuk memberikan penghormataan akhir atas semua jasa-jasanya untuk bangsa ini dengan kita ikut melaksanakan sholat ghoib sehabis sholat dhuhur di masjid Baitul Hikmah Kanwil Kemenag secara berjamaah instruksi Farhani di penghujung sambutan apel pagi. (Af/Af)