MTsN 2 Rembang – Harapan orang tua dan siswa-siswi MTs Negeri 2 Rembang untuk mendapatkan fasilitas antar jemput saat berangkat dan pulang kini bisa terwujud. Kegembiraan diwajah siswa terlihat jelas. Selama ini mereka mendambakan ada alat transportasi yang disediakan madrasah untuk antar jemput.
Kepala MTs Negeri 2 Rembang, Muhammad Yunus Anis menjelaskan, kendala transportasi dan kondisi medan di daerah tertentu menjadi persoalan tersendiri bagi siswa untuk dapat datang ke madrasah. “Sebagai solusinya, madrasah membuat perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga untuk menyewa angkutan guna antarjemput untuk siswa secara gratis,” kata Yunus Anis.
Dalam pantauan kontributor berita Kementerian Agama ( Kamis, 14/4/2022) , puluhan siswa berseragam identitas MTs Negeri 2 Rembang terlihat gembira berada di atas mobil bak terbuka sepulang madrasah untuk diantarkan pulang ke Desa Pacing, Ngolahan hingga ke Candimulyo yang merupakan desa paling jauh dan dataran tinggi.
Sementara itu, Wakamad Sarana Prasarana, Toharudin menambahkan siswa MTs Negeri 2 Rembang ini tinggal di dusun terpencil yang belum terjangkau angkutan umum. Untuk bisa madrasah, ada yang harus menempuh dengan jalan kaki lalu menumpang kendaraan yang lewat baru samai dipinggir jalan raya dan melanjutkan dengan angkutan umum. Bagi yang memiliki sepeda motor, mereka diantar orang tua atau saudaranya, namun saat pulang madrasah mereka harus berlama-lama menunggu jemputan keluarganya.
Akhmad Makim Arisanto, Wakamad Bidang Kesiswaan didampingi Haryanti selaku guru BK juga menjelaskan agar tidak terlambat masuk madrasah para siswa ini harus berangkat dari rumah pukul 05.00 wib. “Ini hari pertama kita ujicoba dengan angkutan madrasah,” ujar Makhim Arisanto.
Semuanya berharap dengan angkutan antar jemput siswa ini akan dapat membantu memperingan orang tua dan memacu motivasi siswa untuk lebih semangat dalam menempuh pendidikan di MTs Negeri 2 Rembang.
“Dari uji coba ini akan kita kita pantau perkembangannya. Kita akan evaluasi bersama, kita juga akan mengantisipasi ketika musim hujan. Tidak mungkin kita gunakan angkutan dengan bak terbuka,’ jelas Arisanto. (Wient/iq/rf)