Banjarnegara – Selama seminggu tepatnya tanggal 26 September hingga 1 Oktober 2022, Madrasah Tsanawiyah Cokroaminoto Tanjungtirta melaksanakan Penilaian Harian Terstruktur (PHT). PHT merupakan tugas yang diberikan kepada peserta didik berupa soal-soal materi pembelajaran yang dirancang oleh guru untuk mencapai kompetensi dasar tertentu dimana waktu penyelesaian tugas ditentukan oleh guru, memiliki manfaat untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam menyampaikan materi, mengetahui tingkat pencapaian pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, dan meningkatkan profesionalisme guru.
Berdasarkan pada hasil kesepakatan dewan guru bentuk PHT menggunakan tes berbentuk uraian atau essay. Dengan harapan seluruh siswa MTs Cokroaminoto Tanjungtirta dapat mengeksplorasi kemampuan mereka dalam bentuk uraian. Selain itu kejujuran lebih terjaga dikarenakan ide satu siswa dengan yang lain pastilah berbeda. Penilaian harian terstruktur diikuti oleh seluruh siswa siswi kelas VII, VIII, dan IX.
PHT yang dilaksanakan pada kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Dimana pada tahun lalu PHT dilaksanakan secara online dengan pengawasan orang tua masing-masing. Namun pada kali ini dilaksanakan secara offline, siswa terlihat lebih semangat dan lebih antusias dalam mengikutinya.
Leken Setyadi selaku kepala madrasah, disela sela kesibukannya menyampaikan bahwa PHT merupakan salah satu alat untuk mengukur daya serap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, oleh karena itu beliau menghimbau kepada seluruh guru agar dalam membuat soal harus disesuaikan dengan materi yang telah disampaikan.
“Jumlah soal tidak harus banyak, sedikit saja namun berkualitas dan mampu mendorong siswa untuk berpikir dan termotivasi untuk bernalar tinggi. sebaiknya soal dibuat dalam bentuk essay,” saran Leken sapaan akrabnya pada Rabu, (28/9)
Guru mata pelajaran matematika Festi Indah Yulianti mengatakan bahwa ujian PHT kali ini persiapan siswa lebih maksimal. Hal tersebut terbukti dengan siswa lebih fokus dalam mengerjakan soal, saat berada dalam ruang ujian siswa juga lebih kondusif, dan hasil jawaban mereka bervariasi. Ia lebih menyukai soal bentuk uraian atau essay.
“Saya lebih suka soal bentuk uraian atau essay, karena siswa terlihat lebih maksimal dalam belajar, di dalam kelas juga lebih kondusif dan fokus dalam mengerjakan soal, di,sini kejujuran dalam mengerjakan soal mudah untuk dilihat,” terang Festi.
Annisa Sangadah, salah satu peserta PHT menyampaikan bahwa dia merasa PHT kali ini lebih sulit karena bentuk soalnya uraian semua, namun ia merasa senang karena menjadikannya berpikir. Persiapannya harus habis-habisan, tidak seperti menjawab soal pilihan ganda jika tidak tahu jawabannya maka cukup menghitung kancing baju.
“Soalnya lebih sulit karena uraian semua tapi saya senang menjadikan saya berpikir dan mempersiapkan diri habis-habisan, tidak seperti menjawab soal pilihan ganda kalau saya tidak tahu jawabannya cukup menghitung kancing baju.” Ungkap Annisa sambil tersipu malu. (rw/ak/rf)