Ajarkan Pendidikan Berkarakter, Jadi Pesan Moral Gubernur

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Jepara (Pontren) – Pondok pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang atau yang lebih dikenal Pesantrean Balekambang ini merupakan pondok pesantren tertua diwilayah Jepara, yang didirikan oleh Hadlratus Syeh K.H. Hasbullah pada tahun 1884. Saat ini pengasuh pondok adalah K.H. Ma’mun Abdullah, yang merupakan cucu pendiri pondok, dan bersamanya berkembang begitu pesat.

Bertempat di Masjid Balekambang, masih dalam lingkup kawasan ponpes Roudlotul Mubtadiin, terlihat Ustadz/ Ustadzah dari ponpes, madin dan guru TPQ memenuhi tempat tersebut guna menghadiri acara Silaturahmi Gubernur Jateng dengan Ustadz/ Ustadzah se Kabupaten Jepara, Jumat (12/4). Menurut Upik, yang merupakan perwakilan Bank Jateng Syariah mengatakan, dari data didapati jumlah Ustadz/ Ustadzah di Kabupaten Jepara, yang berjumlah 11.758 orang ini merupakan no 2 terbesar setelah Kab. Pati dari seluruh kab/kota di Jawa Tengah.

Kegiatan yang dibuka pukul 16.10 ini dihadiri Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sekaligus dengan Wakil Gubernur, Taj Yasin Maimun, Kepala Bidang Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jateng, Nur Abadi, Bupati Jepara, Perwakilan Bank Jateng Syariah dan tentunya pengasuh pondok pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang, K.H. Ma’mun Abdullah, selaku tuan rumah.

“Dalam mewujudkan amanah yang diberikan Pemerintah Provinsi Jateng kepada Kemenag Provinsi Jawa Tengah ini, maka dengan jumlah 171.131 Ustadz/ Ustadzah, tidak mungkin dan tidak boleh (sesuai mekanisme dan aturannya) kami mengelola sendiri, kami menggandeng pihak ketiga, dalam hal ini adalah Bank Jateng Syariah,” jelas Nur Abadi.

Sedangkan dalam sambutannya, Gubernur Jateng menyampaikan bahwa membangun tidak hanya secara fisik, tetapi membangun juga mengisi kualitas, karakternya dan budi pekerti yang baik. ”Muridte, santrine bar diajari ngaji ugi ditambahai. Tambahi nopo … pendidikan yang berkarakter, hormat pada orang tua,” ucap Ganjar.

Banyak cerita seru mewarnai kegiatan ini, misalnya kedatangan Ustadz/ Ustadzah dari Kec. Karimunjawa yang berjumlah 70 orang beserta kepala KUA nya, yang berharap pemberian buku tabungan bisa terlaksana saat ini juga, mengingat perjalanan mereka (antar pulau) membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Lain halnya dengan Agus, dari Madrasah Diniyah di Kec. Mayong, Jepara, yang datang bersama Istri (yang juga seorang guru TPQ) dan kedua anaknya. Dia merasa bantuan insentif dana hibah ini sangaat baik dan tepat untuk mensejahterakan guru2 TPQ dan pesantren yang dalam bekerja mereka selalu mengedepankan keiklashan.(sua/sua)