Bekali Kemandirian, Siswa RA Diajari Bercocok Tanam

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Meski belepotan, ratusan siswa ini terlihat asyik berjibaku dengan aktivitasnya menanam sayuran. Tanpa alas kaki, celana seragam disingsingkan, mulailah mereka belajar menanam sayuran dipandu oleh petugas khusus dan para guru.

Kegiatan ini adalah puncak tema yang diadakan oleh RA Masyithoh, Rembang di De Kampoeng (Kampung Buah Naga), Desa Pulo, Kecamatan Rembang, Rabu (06/02). Sekitar 160 siswa berangkat menuju Wisata buah naga dan wisata Kelinci ini.

Kepala RA Masyithoh Rembang, Marliyah mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa-siswi RA tentang tanaman. “Pada tema tanaman, siswa kita kenalkan dengan berbagai jenis tanaman yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari siswa, terutama padi dan sayuran. Dan sebagai puncaknya, kita ajak mereka di lokasi wisata ini untuk praktik menanam tanaman,” kata Marliyah.

Dengan kegiatan ini, siswa diharapkan mampu berpraktik di rumahnya masing-masing. “Kita juga beri pemahaman akan manfaat sayur bagi kesehatan tubuh. Sehingga mereka bisa gemar memakan sayuran,” lanjutnya.

Beberapa jenis tanaman yang ditanam yaitu padi, ketela rambat dan bayam. Ada pula sebagian yang belajar memetik buah naga. Usai bertanam, para siswa mengunjungi kandang Kelinci. Di kandang ini, siswa-siswi diberikan pengetahuan tentang berbagai jenis hewan kelinci.

Beberapa koleksi Kelinci yang ada di De Kampoeng ini antara lain, kelinci lokal (jawa), Kelinci New Zealand White dari Selandia Baru, Kelinci Rex dari Perancis, Kelinci Dutch dan Netherland Dwarf dari Belanda, Kelinci Flam dari Argentina, Kelinci Angora dari Turki, Kelinci American Fuzzy Lop dari Amerika dan lainnya.

“Pada kunjungan wisata hewan ini, kita ajarkan siswa untuk merawat, menyayangi, dan memberi makan hewan,” kata Marliyah.

Marliyah menambahkan, selama ini pihaknya mengajarkan kepada siswa cara mencintai lingkungan. “Mencintai lingkungan, baik hewan maupun tumbuhan sangat penting untuk ditanamkan pada jiwa anak-anak. Sehingga ketika dewasa nanti, mereka bisa turut serta menjaga keseimbangan ekosistem alam,” pungkasnya. — (iq/gt)