Kreasi Seni Madrasah sangat Memikat

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Resume :

– 5W+1H dalam naskah kurang lengkap, unsur WHEN dan WHERE tidak ada dalam berita tersebut, mohon untuk dilengkapi

=========================================================

 

Grobogan – Dalam Parade Seni Budaya memperingati Hari Jadi Ke-291 Kabupaten Grobogan, madrasah tidak ketinggalan ikut menampilkan kreasinya. Meski hanya diwakili oleh empat tim dari sejumlah 216 madrasah, penampilan mereka tetap memikat dan mendapat sambutan riuh dan meriah oleh masyarakat disekitar Purwodadi dan sekitarnya yang sempat menyaksikan.

Kegiatan yang bertujuan untuk menggali potensi seni budaya di Kabupaten Grobogan tersebut berlangsung pada Senin (06/03) dengan start di Jalan Gatot Subroto Purwodadi depan Pendopo Kabupaten dan berakhir di SMA 1 Purwodadi.

Ketentuan panitia dalam parade seni tersebut peserta diminta untuk menampilkan seni yang menampilkan ciri khas budaya lokal di Kabupaten Grobogan. Dengan ketentuan tersebut madrasah menciptakan kreasinya masing-masing dengan mengangkat tari yang bertemakan budaya, seni dan kearifan lokal.

Dengan ketentuan tersebut, MTsN Wirosari menampilkan tari Ciblon Ing Grojogan Kinasih yang menceritakan keceriaan anak-anak bermain air terjun Kinasih di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari yang masih perawan berair bersih dan segar. Tari Ciblon tersebut original kreasi guru Bahasa Inggris Alia Fanny yang di madrasah yang memiliki asrama siswa tersebut.

Tujuan diangkatnya Tari Ciblon tersebut, disampaikan Fanny, selain untuk memperkenalkan masyarakat bahwa ada wisata alam yang indah di Wirosari yakni Air Terjun Kinasih, juga mengajak warga Grobogan dan sekitarnya untuk mengunjungi air terjun yang terbilang masih alami belum tersentuh proyek pembangunan tersebut.

MAN Purwodadi dalam kegiatan parade seni tersebut menampilkan Tari Nyi Ageng Serang. Tari yang berasal dari kearifan lokal dan cerita rakyat tersebut menceritakan ketokohan seorang pahlawan nasional yang lahir di Grobogan dimainkan 37 penari dan 11 pengrawit penabuh gamelan.

Menurut pelatihnya Juwari yang merupakan guru Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Surakarta, tari Nyi Ageng Serang menggambarkan kepahlawanan dan kepatriotan Ageng Serang sebagai panglima perang melawan penjajah. “Nyi Ageng Serang walaupun seorang wanita, ia adalah pejuang yang gigih bersama-sama pasukannya melawan penjajah,” kata Juwari.

Juwari sebagai pelatih mengkreasikan Tari Nyi Ageng Serang untuk penampilan MAN Purwodadi mengikuti parade seni karena belum mempunyai bentuk tarian baku. “Dengan berlatih selama sebulan, siswa MAN Purwodadi mampu menampilkan kreasi tersebut dengan apik,” ungkapnya.

Adapun MTsN Jeketro yang pada tahun 2016 dalam kegiatan yang sama dapat meraih juara II, pada parade tahun ini menampilkan Tari Gepyak Manuk yang menceritakan kebiasaan warga Grobogan dalam menjaga tanaman padinya dari burung-burung yang memangsa.

Dalam parade seni budaya tersebut dengan penampilan 16 tim dari sekolah, penampilan empat tim madrasah tetap menarik. Dan pihak madrasah yang tidak main-main dalam mempersiapkan gelaran budaya di Kabupaten Grobogan tersebut. Dengan latihan yang intensif juga aksesoris dan seragam juga khusus dibuatkan untuk ikut memeriahkan kegiatan tahunan tersebut. “Tidak sedikit pengorbanan kami mempersiapkan penampilan dalam parade seni ini, selain latihan yang tidak sebentar, kami juga perlu menyiapkan seragam dan pernak-perniknya,” ucap Adibatus Syarifah Kepala MTsN Wirosari saat dimintai keterangan.

Dengan telah berakhirnya kegiatan tersebut, semoga madrasah ada yang mampu mencuri hati tim penilai dari ISI Surakarta dan menjadi terbaik dari 20-an tim sekolah/madrasah yang tampil. (pr/gt)