S3 (Salam, Salim, Senyum), Pengendali Kedisiplinan Siswa MTsN 1 Pati

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pati – Disiplin identik dengan prestasi, artinya sebuah lembaga yang berprestasi pasti di dalamnya terdapat kedisiplinan yang tinggi, baik kedisiplinan tenaga pendidik dan kependidikan, maupun kedisiplinan siswanya. Oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa disiplin adalah kunci keberhasilan, disiplin membawa barokah. Hal ini disampaikan Kepala MTsN 1 Pati Ali Musyafak di ruang kerjanya, Kamis (6/12/2018).

Kata disiplin berasal dari bahasa latin “disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau menyangkut tata tertib, paparnya.

Menurut Syafak, Disiplin dapat di artikan sebagai perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya yang merupakan tanggung jawabnya. Sehingga disiplin memerlukan integritas emosi dalam mewujudkan keadaan.

Untuk mewujudkan kedisiplinan bisa di mulai dari hal-hal yang kecil, misalnya bagi seorang pelajar bisa membagi waktu antara belajar dan bermain sehingga tidak menimbulkan benturan dalam waktu yang bersamaan, demikian pula ia dapat mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dan mengumpulkannya tepat waktu. Dari hal-hal se-kecil itu akhirnya terjadilah pembiasaan yang baik di mana jika tidak melakukan akan terasa ganjil, terang Syafak.

Di semua lembaga pendidikan, tidak terkecuali di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pati tentu banyak aturan-aturan yang harus dijalankan yang tertuang dalam tata tertib Sekolah/ Madrasah. Tujuan diadakan tata tertib tersebut, agar warga Madrasah menjadi disiplin, disiplin mentaati aturan-aturan yang ada, baik kewajiban, larangan dan anjuran, tidak terkecuali para peserta didiknya, urainya lebih lanjut.

Untuk menjalankan program kedisiplinan, banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain memfungsikan wali kelas, guru BK, dan yang lebih unik adalah membentuk tim ketertiban. Selain itu, terdapat program unggulan yang sangat efektif untuk mendisiplinkan siswa melalui program S3. Karena melalui program itu ada interaksi langsung antara Bapak/Ibu guru maupun pegawai dengan peserta didik, sehingga bisa meminimalisir anak-anak untuk tidak berani melanggar peraturan yang ada, ujarnya.

S3 adalah Perintah Allah dan Sunah Rasul.

S yang pertama adalah Salam (mengucapkan salam/sapa). Setiap anak yang bertemu dengan Bapak/Ibu guru dan pegawai wajib menyapa dengan mengucapkan salam islami (Assalamu’alaikum) minimal, terutama di saat anak-anak masuk pintu gerbang Madrasah, papar Syafak.

Hikmah yang dapat diambil dengan mengucapkan salam adalah Menjalankan perintah Allah dan Rasulullah. Di mana Rasulullah perintah kepada kaum muslim untuk menebarkan salam (tebarkanlah salam). Kedua, kita saling mendoakan dalam keselamatan. Orang hidup yang dicari adalah keselamatan dan kebahagiaan. Dengan kita saling mendo’akan Allah pasti mengabulkan. Dan ketiga, tidak ada dendam diantara kita, karena salam di ucapkan pasti dengan hati yang tulus, urai Syafak

Lebih lanjut Syafak mengungkapkan, Ada sebuah amalan yang diberikan salah satu ulama’ besar, “jika ingin hidupmu barokah, maka setiap hari berikanlah salam kepada sesama muslim minimal 25 orang”, ujarnya.

Lanjut Syafak, S yang kedua adalah salim (berjabat tangan). Menurut Dia, betapa hebatnya manfaat berjabat tangan (dengan sesama jenis seiman) karena Allah akan menghapus dosa-dosa kedua orang yang berjabat tangan sebelum tangannya di lepaskan. Tentunya ada syaratnya, yaitu berjabat tangan dengan selobang hati yang sama, yaitu sama-sama tulus, sama-sama ikhlas, dan sama-sama senang hatinya, Katanya.

Ada seorang guru yang bertanya kepada ustadz/ kyai, kenapa anak-anak di sekolah/ Madrasah kami nakal-nakal? jawab kyai singkat. Karena anak-anak tidak pernah bersalaman, terdapat energi positif yang muncul yang tidak pernah muncul kecuali dengan bersalaman, ujar Syafak memberi contoh.

Sedangkan S yang ketiga adalah senyum. Rasulullah SAW adalah pemimpin dunia orang yang terpilih yang paling hebat. Tetapi Rasulullah tidak pernah marah, Rasulullah sering tersenyum kepada siapa pun, oleh karena itu senyum adalah sehat, senyum adalah ibadah, senyum membawa berkah. Tidak ada orang yang sakit hati bisa tersenyum dengan tulus, untuk itu senyum juga membawa aura positif bagi kedua belah pihak, urai Syafak.

Alhasil, program S3 yang dijalankan di MTsN 1 Pati merupakan program yang baik, yang sangat efektif untuk pengendalian kedisiplinan anak, karena dengan S3 anak akan segan dengan sendirinya berhadapan dengan pelanggaran tata tertib, sehingga tanpa di ingatkan pun anak akan terbiasa disiplin, jelasnya.

Terbukti, data pelanggaran anak setelah dijalankan program tersebut turun drastis dan terbilang sangat kecil, imbuhnya.

Tercatat, sampai bulan september 2018 angka pelanggaran tata tertib siswa MTsN 1 Pati, baik anak terlambat, masalah pakaian, masalah absensi hanya dibawah 1%. Itu membuktikan bahwa program S3 sangat bermanfaat dan juga peningkatan kasih sayang guru kepada siswa, pungkas Syafak mengakhiri keterangannya. (Am/bd)