Rangkaian hari jadi Banyumas ke 452 yang jatuh tanggal 22 Februari 2023 , salah satu kegiatan yang diadakan adalah ziarah ke makam Pendiri Kabupaten Banyumas Raden Djoko Kaiman selaku Bupati Pertama. Tradisi ini menjadi salah satu kegiatan rutin yang dilakukan oleh Bupati Banyumas , Wakil Bupati, Forkompinda serta dari instansi terkait di Kabupaten Banyumas dalam memperingati Hari Jadi Kabupaten Banyumas.
Ziarah dihadiri Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Banyumas , Danrem 071/WK, Kepala SPN Polda Jateng, Kepala BI, Kepala OJK, Kepala BNN Banyumas , Kepala Dinas , Camat dan undangan lain.
Komplek pemakaman Dawuhan yang terletak di Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, menjadi peristirahatan terkahir para pembesar atau Bupati yang telah membangun Banyumas dari masa ke masa.
Komplek pemakaman Dawuhan terdapat makam Bupati Banyumas pertama, yaitu Raden Djoko Kaiman yang bergelar Adipati Wargautama II dan juga Adipati Mrapat. Yudhanegara I, Yudhanegara II, Yudhanegara III Cakranegara I, Cakranegara II, Cakranegara III, Cakranegara IV . Kemudian Cakrawerdana I dan Cakrawerdana II.
Dalam sambutan pengantar Bupati menyampaikan bahwa Banyumas bisa seperti sekarang berkat pengabdian, perjuangan, dan kerja keras pada bupati terdahulu.
Menurutnya Raden Joko Kaiman mempunyai jiwa yang kesatria dan tidak mementingkan diri sendiri. Ketika mendapat hadiah dari Sultan Pajang Hadiwijaya berupa Penobatan sebagai Adipati Warga Utama II, tapi karena keiklasannya beliau membagi wilayah kekuasaanya menjadi 4 kepada saudara-saudara iparnya.(yud/par)
Komplek pemakaman Dawuhan terdapat makam Bupati Banyumas pertama, yaitu Raden Djoko Kaiman yang bergelar Adipati Wargautama II dan juga Adipati Mrapat. Yudhanegara I, Yudhanegara II, Yudhanegara III Cakranegara I, Cakranegara II, Cakranegara III, Cakranegara IV . Kemudian Cakrawerdana I dan Cakrawerdana II.
Dalam sambutan pengantar Bupati menyampaikan bahwa Banyumas bisa seperti sekarang berkat pengabdian, perjuangan, dan kerja keras pada bupati terdahulu.
Menurutnya Raden Joko Kaiman mempunyai jiwa yang kesatria dan tidak mementingkan diri sendiri. Ketika mendapat hadiah dari Sultan Pajang Hadiwijaya berupa Penobatan sebagai Adipati Warga Utama II, tapi karena keiklasannya beliau membagi wilayah kekuasaanya menjadi 4 kepada saudara-saudara iparnya.(yud/par) 
