SALATIGA- Pengajuan berkas Penilaian Angka Kredit (PAK) Penyuluh Agama Islam Fungsional memasuki masa penilaian gelombang pertama. Ratusan berkas PAK yang sudah masuk diverifikasi dan diberi penilaian oleh Tim PAK Penyuluh Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah.
“Kegiatan penilaian ini berlangsung selama dua hari tanggal 23-24 Februari 2022 ini. Mulai hari ini. Semoga besuk selesai tanpa ada berkas yang direvisi,” terang Joko Sarjono salah tim penilai PAK representasi eks Karisidenan Solo Raya, memberikan informasi di tengah aktifitas penilaian yang berlangsung di Grand Wahid Hotel Salatiga.
Dari jumlah ajuan berkas PAK yang masuk, menandakan bawah kesadaran Penyuluh untuk menyusun PAK semakin tahun semakin meningkat.
“Semakin tahun jumlah semakin naik. Alhamdulillah ini berarti temen temen penyuluh sudah semakin menyadari pentingnya PAK. Meski satu sisi, Tim Penilai PAK harus bekerja makin ekstra,” jelas Al Mukaromah anggota tim penilai representasi eks Karesidenan Pekalongan yang sekaligus Sekretaris Umum Pokjaluh Jawa Tengah.
Terkait dengan model format berkas PAK tahun ini semakin terstruktur dan terpola sesuai dengan panduan susunan yang sudah gencar disosialisasikan melalui Pokjaluh Jawa Tengah. “Sejak 2018 lalu memang telah dilakukan sosialisasi berbasis karisidenan. Kami tim penilai PAK dari unsur penyuluh terdiri dari 6 orang mewakili 6 eks karisidenan di Jawa Tengah,” timpal Khoiriyah anggota tim Penilai PAK representasi Eks Karesidenan Pati.
Ditambahkannya, bahwa memang masih ada beberapa berkas yang belum mencapai format baik sekali, namun sudah memenuhi semua indikator kecukupan minimal format ajuan berkas PAK. “Kami sepakat bahwa dari berkas ajuan PAK ini, dapat kita simpulkan kinerja berbasis administrasi temen temen penyuluh di Jawa Tengah sudah keren. Slogan kita, PAK adalah kewajiban dan bukti kinerja kepenyuluhan,” pungkasnya.
Secara terpisah Kabid Penaiszawa Kanwil Kemenag Prov. Jateng, M.Afief Mundzir, mengapresiasi langkah cepat tim penilai PAK pokjaluh, sehingga teman-teman yang mengajukan penilaian pada periode pertama ini bisa berjalan dengan lancar.
“Pastikan tidak ada penyuluh yang tidak naik pangkat karena kendala administrasi penilaian, sehingga tim penilai harus melakukan terobosan-terobosan diantaranya membuat buku panduan penilaian angka kredit bagi penyuluh agama,” Terang Afief.
(da/rf)
