Adab Siswa terhadap Guru kian memprihatinkan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Kurikulum 2013 diharapkan mampu menjawab persoalan remaja yang kian hari kian memprihatinkan. Karakteristik anak yang semakin liar, diharapkan mampu terkikis dan terbendung oleh pengimplementasian kurikulum baru ini, sehingga menghasilkan siswa yang mempunyai karakteristik kuat, yang bisa membawa diri dengan baik dalam pergaulan di sekolah, masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Demikian ditandaskan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, Athoillah ketika menyampaikan sambutan pembukaan kegiatan Diklat di Tempat Kerja (DDTK) pada Kamis (15/10) di MTsN Sulang, Rembang.

Athoillah menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas kondisi remaja saat ini. Banyak berita-berita kenakalan remaja di media yang salah satunya disebabkan oleh merebaknya media sosial yang tidak dimanfaatkan semestinya oleh remaja. Sebagaimana baru saja terdapat kabar seorang remaja berumur 15 tahun mencabuli anak balita setelah melihat video porno. Fenomena seperti ini setiap hari bukannya semakin terkikis, bahkan cenderung bertambah.

Oleh karena itu, kita harapkan kurikulum 2013 mampu merubah sedikit demi sedikit perilaku remaja tersebut, dan mencegah remaja lainnya dari hal-hal negatif. Harapan pemerintah dari kurikulum 2013 ini, menjadikan anak mempunyai moral sesuai dengan norma-norma agama dan Pancasila. Menjadikan siswa yang tidak tahu sopan santun, menjadi siswa yang penuh tawadhu.

“Kondisi siswa sekarang sangat berbeda dengan siswa dahulu. Pada waktu saya SD, siswa mempunyai takzim yang luar biasa terhadap guru. Ketika sang guru datang, siswa langsung menghampiri, mencium tangan, dan membawakan tas ke ruangan. Namun zaman sekarang sangat jarang kita jumpai seperti itu. Hubungan guru dengan murid bahkan ada yang sudah seperti musuh. Beberapa siswa bahkan tidak mau mengikuti jam pelajaran guru tersebut karena tidak menyukai pelajarannya,” urainya.

Di sisi lain, pendidik harus mampu memberikan contoh teladan kepada para siswa dalam penerapan sikap-sikap positif. Seorang guru pula harus mempunyai keikhlasan dan ridlo dalam mentransmisikan ilmunya kepada peserta didik. Karena dengan ridho tersebut, peserta didik akan memperoleh ilmu yang bermanfaat.

Athoillah juga menegaskan, semua mata pelajaran harus dilandasi dengan penguatan moral, baik terhadap Tuhan, sesama manusia, hingga lingkungan. Athoillah juga menyampaikan rasa miris atas musibah yang menimpa negeri ini yang terjadi akhir-akhir ini. “Hal itu disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Musibah yang terjadi dikarenakan hamba-Nya yang tidak lagi menghiraukan peringatan Tuhannya,” pungkasnya.

DDTK ini difasilitasi oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang. Puluhan guru dari MTsN Negeri dan swasta ini akan mengikuti DDTK hingga tiga hari ke depan. Kepala MTsN Sulang, Teguh Santoso mengatakan, DDTK ini merupakan sarana efektif untuk meningkatkan kualitas guru, utamanya dalam penerapan kurikulum 2013.—Shofatus Shodiqoh