Bekali siswa-siswi dengan praktik peramutan jenazah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang — Materi Pendidikan Agama Islam salah satunya bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan agama Islam kepada siswa dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bekal pengetahuan yang mereka dapatkan diharapkan juga bisa diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat.

Menyadari hal itu, MAN Rembang berupaya memberikan bekal pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, di antaranya adalah mengurus jenasah. Praktik ini merupakan salah satu materi kegiatan Pesantren kilat yang diselenggarakan oleh MAN Rembang pekan lalu. Kegiatan yang diselenggarakan oleh OSIS dan melibatkan seluruh siswa ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Praktik mengurus jenasah ini dipandu secara langsung oleh guru mulok Muthola’ah kitab, Muhammad Muthohir. Kepada siswa, Beliau menyampaikan materi secara detail dari awal hingga akhir dalam merawat jenazah seorang muslim. “Dalam merawat jenazah yang harus kita lakukan adalah memandikan, mengkafani, menyolati dan menguburkannya,” kata guru Mulok Muthola’ah Kitab.

Para siswa pun tampak sangat memperhatikan semua proses dari awal hingga akhir. Muthohir berharap, dengan adanya materi tersebut, para siswa akan siap terjun ke masyarakat apabila diminta bantuan untuk mengurus jenasah.

“Setelah mengikuti pembekalan ini diharapkan bagi seluruh siswa dan siswi bahkan alumni MAN Rembang bias membantu Kaur Kesra di desa dalam menangani jenasah Sehingga, tujuan pendidikan untuk menyiapkan siswa agar berguna di tengah masyarakat akan tercapai,” lanjut Muthohir.

Pelantikan penegakSebelum pelantikan, peserta melakukan kunjungan ke beberapa desa, yaitu Desa kalitengah, Kecamatan Pancur; Desa Sambong Kecamatan Sedan dan Desa Plawangan Kecamatan Kragan.

Menurut Khoirul Anam kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk generasi muda yang memiliki jiwa sosial dan loyalitas tinggi terhadap masyarakat. Pramuka merupakan organisasi yang melatih anggotanya untuk mandiri, saling membantu dan bergotong royong.

“Seperti halnya yang dilakukan di Desa Balungmulyo, para peserta melakukan interaksi langsung dengan masyarakat dan mengetahui serta mempraktikkan langsung bagaimana masyarakat menjalani pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.—Sutejo/khoirul Anam/ss