081128099990

WA Layanan

08.00 - 16.00

Senin - Jumat

Data EMIS ruhnya pendidikan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Cilacap – Data Emis merupakan bahan dasar yang sangat mendasar untuk merencanakan seluruh kegiatan pendidikan, sehingga bisa dikatakan data Emis adalah ruhnya pendidikan.

Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Jamun Efendi saat Sosialisasi penguatan tenaga pengolah data pendidikan, Senin (10/8) di Aula Graha Daarussalam Cilacap. Lebih lanjut dikatakan, bahwa setiap madrasah harus memiliki tenaga khusus yang menangani data pendidikan. Disampaikan bahwa pekerjaan tersebut sangat berat dan memerlukan ketelitian serta ketekunan. “Guru jangan nyambi operator, pasti kerepotan dan hasilnya tidak sempurna, ujungnya masyarakatlah yang dirugikan,” tegasnya.

Sementara itu, Kakankemenag Kabupaten Cilacap, Mugni Labib mengungkapkan dampak ketidakakuratan data Emis. “Bagaimana pendidikan madrasah akan maju tanpa didukung oleh data Emis yang akurat dan up to date real time. Updating data setiap saat akan sangat berpengaruh terhadap realisasi program-program yang direncanakan,” tuturnya. Profesionalitas dan inovative disebut sebagai unsur utama tercapainya target data Emis.

Peserta dan materi

Kegiatan esensial Emis dihadiri oleh 188 operator data Emis madrasah pada Kemenag Cilacap. Materi terdiri atas kebijakan pemerintah, dan pelatihan input data Emis menggunakan aplikasi. Narasumber adalah Doni Aldise Harahap, Operator Emis pada Kanwil Kemenag Jateng.

Disamping membimbing peserta melalui praktek langsung, dia juga membahas berbagai kendala yang dihadapi para peserta di lapangan. Kendala pertama adalah ketidak akuratan data antara realita dan perkembangan dengan laporan. Kemudian, penguasaan informasi dan teknologi (IT), mengingat Emis berbasis IT dan website. Letak geografis madrasah yang sangat jauh menyebabkan konektifitas jaringan internet sangat sulit. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah perhatian terhadap operator Emis, mulai dari frekuensi pelatihan dan sosialisasi hingga honor yang didapat semestinya sesuai dengan beban kerjanya.

Terkait permasalahan di lapangan, narasumber telah membuka forum resmi operator data Emis se- Jawa Tengah. Melalui forum tersebut, peserta dapat berinteraksi dengan narasumber dalam mengatasi masalah masing-masing. Tidak hanya sebatas itu, setiap masukan dan kritik yang membangun untuk kemajuan bersama, narasumber akan langsung menyampaikan kepada pihak yang memangku kepentingan. Untuk kemudian dicarikan solusi atas permasalahan tersebut. (Budiono)