Dinanti, Kontribusi Penyuluh Agama Islam dalam Pembinaan Qari

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Magelang – Penyuluh Agama Islam diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pembinaan Qari dan Qariah di wilayah binaannya. Usaha nyata dan kerja keras Penyuluh Agama dalam merencanakan, memfasilitas, dan memotivasi pengembangan seni baca Al Quran ini sangat penting, karena saat ini minat generasi muda terhadap seni baca AlQuran semakin memudar sebagai akibat dampak negatif globalisasi.

Hal tersebut disampaikan Penyuluh Agama Islam Kec. Srumbung Azizah Herawati, pada kegiatan usai Seleksi MTQ Pelajar dan Umum serta MHQ Pesantren di Kecamatan Srumbung,  Kamis, (30/03/2017).

Dikonfirmasi mengenai evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut, Senin (4/4/2017), melalui media sosial Azizah menyampaikan bahwa jumlah Qari di Kecamatan Srumbung sebagai wilayah binaannya masih minim, meskipun cenderung meningkat.

“Selama ini seringnya tidak ada seleksi untuk mengikuti MTQ tingkat Kabupaten, tapi dengan sistem comotan saja. Tentunya hal ini kurang tepat, karena ada unsur ketidakadilan, apalagi kalau ternyata ada kader yang tidak tercover. Seleksi sangat penting dalam mewujudkan Qari yang berkualitas,” kata Azizah.

Azizah mengakui bahwa pola pembinaan Qari saat ini belum terpadu karena terkendala oleh pendanaan.

“Sebagian besar Qari mereka berguru kepada gurunya masing-masing. Baru setelah seleksi tingkat kecamatan dilakukan dan diperoleh para juara sebagai calon utusan ke kabupaten, kami baru mengadakan pembinaan dengan mengundang Qari/Qariah yang berpengalaman,” lanjutnya.

Azizah menuturkan, bagi Penyuluh Agama Islam keberadaan Qari di masyarakat sangat penting mengingat minimnya minat masyarakat di bidang ini.

“Kebutuhan akan Qari yang berkualitas untuk membaca Al Quran pada berbagai event sangat dibutuhkan. Namun saat ini keberadaan Qari bisa dihitung dengan jari.  Tentu ini menjadi sebuah keprihatinan kalau sampai tidak ada Qari di sebuah kecamatan,” katanya.

“Keberadaan Qari merupakan wujud dalam adanya motivasi untuk menumbuhkan kecintaan kepada Al Quran yang harus terus dipupuk di tengah kondisi yang sudah terpengaruh oleh dampak negatif globalisasi,” katanya.

Menurut Azizah, usaha dan harapan terkait pembinaan qari dapat ditempuh melalui tiga acara.

Pertama, adanya dukungan material dan spiritual serta tumbuhnya kepedulian dari pengambil kebijakan dan pihak-pihak terkait terhadap bidang keagamaan, khususnya pengembangan seni baca Al Quran.

“Dengan adanya dukungan, para Penyuluh Agama Islam di kecamatan bisa melaksanakan program pembinaan Qari dengan maksimal,” lanjutnya.

Kedua, menumbuhkan minat masyarakat untuk cinta Al Quran dan semangat untuk mempelajarinya. Dengan kesadaran melibatkan diri untuk berperan dalam event MTQ, maka masyarakat akan semangat untuk mempelajari seni baca Al Quran.

“Kita berharap tidak perlu lagi “ngopyak-opyak” saat ada event MTQ karena  ada kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi,” harapnya

Ketiga, adanya fasilitas dan dukungan yang memungkinkan dilakukan pembinaan secara rutin, tidak hanya dadakan saat menjelang event.

“Dengan tiga cara itulah, kita berharap dapat menemukan kader-kader Qari yang merata di seluruh penjuru kecamatan, tidak hanya didominasi oleh orang-orang tertentu saja. Peran Penyuluh Agama Islam sangat strategis, dalam merencanakan, memfasilitasi, dan memotivasi lahirnya Qari di wilayah binaannya,” tegasnya. (m45k).