Dinkes sasar bidang kesehatan madrasah dan pondok

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tegal – Perkembangan masyarakat Kota Tegal yang pesat dalam bidang kesehatan dan keagamaan, mendorong perlu adanya integrasi dan peningkatkan kerjasama antara Dinas Kesehatan dan Kankemenag Kota Tegal. Untuk kepentingan itu Dinas Kesehatan melakukan kunjungan silaturrahmi ke Kankemenag, Senin, (09/03). Dinkes Kota Tegal yang datang berempat diterima Kakankemenag beserta Kasubbag dan para Kasi di ruang kepala. Selanjutnya kedua belah pihak melakukan pembahasan rencana pelaksanaan kegiatan yang memerlukan sinergi antara kedua instansi itu.

Dinas Kesehatan dalam kesempatan ini menyampaikan beberapa kegiatan yang perlu disinergikan dengan Kemenag. Kegiatan tersebut meliputi UKS (Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Kesehatan Berkala), Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren), Pemberantasan Sarang Nyamuk, Pendataan Srata UKS dan PHBS Institusi Pendidikan, Pelatihan Dokter Kecil/KKR dan Guru UKS serta Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.

Kepala Kankemenag H. Nuril Anwar, SH, MH menyambut baik kerjasama ini. Namun terkait dengan pelaksanaan kerjasama, menurutnya harus ada tiga pihak yang terlibat. Selain Kankemenag dan Dinkes juga harus melibatkan madrasah atau pesantren sebagai objek kegiatan tersebut. Adapun menyangkut pelaksanaannya yang perlu dipersiapkan adalah sarana dan prasarana yang komplit. Untuk itu perlu dikonkritkan lagi dalam pertemuan lebih lanjut.

Ditambahkannya perlu ada kecepatan apa yang perlu disiapkan baik oleh Kemenag, Dinkes maupun ponpes/madrasah. Khusus mengenai Poskestren beliau meminta agar 5 Poskestren yang sudah ada dieksiskan dulu setelah itu baru yang lain.

Sementara itu dari pihak Dinkes Endah Pratiwi mengatakan bahwa dalam menjalankan program dan kegiatan perlu menemukan strategi yang bisa bergandengan tangan antar instansi. Sebab bagaimanapun sasarannya sama yakni masyarakat. Sehingga masyarakat bisa melihat ada keserasian antar SKPD dalam mewujudkan visi dan misi Walikota yaitu menyejahterakan masyarakat dengan mewujudkan pelayanan prima.

Pihaknya mengakui ada keterbatasan, pun dengan instansi pemerintah yang lain sehingga perlu adanya sinergi untuk mengoptimalkan pelaksanaan suatu kegiatan dan bisa lebih baik lagi. Poskestren misalnya, ketika di pondok pesantren terdapat Poskestren, otomatis lingkungan sekitarnya bisa dilayani disana sebagai pertolongan pertama sebelum dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit.

Untuk itu pihaknya meminta Kemenag untuk bisa mengupayakan sarana dan prasarana dasar secara swadaya sehingga masalah kesehatan santri bisa ditangani terlebih dahulu di Poskestren. Sama halnya dengan UKS yang saat ini belum tercover semua, sehingga berharap ada upaya di setiap MI/MTs untuk mengcover sarana prasarana dasar pelayanan kesehatan UKS.

Adapun masalah penyuluhan kesehatan kepada masyarakat pihak Dinkes memiliki keterbatasan untuk memperluas jangkauan. Masih banyak lapisan masyarakat yang belum terlayani penyuluhan kesehatan. Oleh karena itu Dinkes berharap ada sinergi dari Kemenag dengan memanfaatkan majlis taklim sebagai media penyuluhan kesehatan masyarakat.

Saat ini data yang tercatat di Kemenag terdapat 14 Pondok Pesantren di Kota Tegal. Tetapi tahun 2014 baru lima pesantren yang memiliki Poskestren. Kelima pesantren itu antara lain Miftahul Huda, Al-Munawwaroh, Hidayatul Mubtadiin, dan Nurul Munawwaroh. Melalui kerjasama ini diharapkan semua pesantren memiliki Poskestren untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi santri dan lingkungan sekitarnya.

Berkenaan dengan UKS Kasi Penma Hj. Muhsonah, S. Pd.I dalam kesempatan tersebut menginginkan penyediaan obat-obatan (PPPK) pada madrasah dari Dinkes. Kemudian setiap ada kegiatan kesehatan perlu ada surat yang ditembuskan ke Kemenag. Sebab seringkali setiap ada kegiatan tidak ada surat tembusan ke Kemenag. Kasi Penma juga meminta untuk lebih mengoptimalkan UKS dan keder-kader kesehatan di MTs.

Sedangkan kasi PAKIS H. Agus Seri, S. Ag sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Dinkes. Sebab menurutnya kegiatan-kegiatan tersebut sangat diperlukan hususnya dunia kesehatan. Bila di sekolah yang siswanya ada di lingkungan sekolah hanya beberapa jam ada UKS, Maka Poskestren sangat diperlukan karena santri berada pesantren selama 24 jam. Kemudian dengan adanya kegiatan kesehatan ini akan menghilangkan kesan kekumuhan. Meski di Kota Tegal tidak ada pesantren besar namun secara statistik santri di beberapa pesantren cukup lumayan banyak, sehingga kegiatan-kegiatan tersebut sangat diperlukan dan dirinya berharap dapat dilaksanakan.(lil)