Farhan Arif Polisi Santri idola MTQ Mahasiswa XXV

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa XXV tingkat Provinsi Jawa Tengah segera memasuki fase akhir, malam tadi 2 (dua) cabang yang diperlombakan Tahfidz 1 Juz dan Tilawah sudah usai sedang pagi ini masih tersisa final Musabaqah Makalah Islam Quran (MMIQ). Pada cabang MMIQ yang diikuti oleh 25 kafilah perguruan tinggi di Jawa Tengah yang masing-masing mengirimkan peserta mahasiswa putra dan putri.

Setelah dikoreksi oleh 4 Dewan Hakim yang masing-masing Prof. Dr. KH. Ali Mansyur, SH.,S.Pn.,M.Hum (Ketua Baznas), Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA (Guru Besar UIN Wali Songo Semarang), Dr. Hj. Yuyun Effendi, Lc.,MA (Ketua LPTQ Semarang) dan Dr. H. Saifuddin Zuhri, M.Si (Kepala Bidang PAIS Kanwil Kemenag Prov. Jateng), dihasilkan 6 makalah ilmiah terbaik yang terbagi atas 3 makalah putra dan 3 makalah putri, keenam makalah pilihan tersebut yang nantinya akan memperebutkan juara 1,2 dan 3 MMIQ.

Adalah Farhan Arif mahasiswa wakil dari Akademi Kepolisian (AKPOL) Semarang yang tampil memukau para dewan hakim dan penonton pada saat mempresentasikan makalah ilmiahnya. Mahasiswa alumni Pondok Pesantren Modern Daar el-Qolam Tengerang tampak menguasai materi yang dipaparkannya dengan mengambil judul “Revolusi Mental ala Joko Widodo bagi remaja”. Mahasiswa berdarah Sunda itu menegaskan bahwa “Kita sebagai remaja generasi penerus bangsa hendaknya menyambut baik dan mendukung sepenuhnya terhadap Revolusi Mental yang dicanangkan oleh pemerintah, revolusi mental ini hendaknya diartikan sebagai hijrah dari degradasi moral dan kemerosotan akhlaq yang saat ini masif dirasakan menuju suatu perbaikan moral, mental dan akhlaq yang akan membawa dampak perubahan yang mendasar bagi kita remaja pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya”.

Tampak ketertarikan dewan hakim terhadap pembawaan Farhan, terlebih diawal pembukaan Farhan mengemasnya dalam 3 bahasa, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, masing-masing dewan hakim menguji kedalaman pemahaman materi makalahnya dengan 3 bahasa yang berbeda, alhasil dengan fasih dan lancar Farhan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan bahasa yang dipertanyaakan, hal ini membuat decak kagum dan tepuk tangan meriah baik para dewan hakim maupun penonton.

Hingga Dr. Hj. Yuyun Effendi, Lc., MA yang sempat menanyai dengan Bahasa Arab memberikan julukan baru bagi Farhan.

“Jika biasanya kita kenal istilah POLWAN sebagai Polisi Wanita, kini Farhan yang ada dihadapan kita adalah POLSAN atau Polisi Santri, seorang polisi yang mempunyai pemahaman dan kecakapan di bidang agama seperti layaknya seorang Santri”, ucap Yuyun menutup presentasi tersebut diikuti tepuk tangan meriah dari penonton.

Seusai penampilan tersebut, banyak dari kalangan peserta maupun panitia yang tertarik dan mengidolakan Farhan dengan mengajak berkenalan maupun selfie bareng. (gt)