Kemenag Terbitkan Buku Materi Pembinaan Penyuluh Non-PNS

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Penyuluh Agama Islam mempunyai peran penting dalam pemberdayaan masyarakat, kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama Islam dan pembangunan melalui bahasa agama. Penyuluh Agama Islam menjadi ujung tombak Kementerian Agama RI dalam melaksanakan penerangan agama Islam di tengah pesatnya dinamika perkembangan masyarakat Indonesia.

Di era sekarang penyuluh di harapkan untuk terus berkontribusi dalam msnsyiarkan dan mentransfer risalah agama Islam yang damai. Penyuluh khususnya non PNS di lapangan dalam berdakwah harus mempunyai karakter : tawassuth (sikap tengah-tengah) tawazun (seimbang), I’tidal (tegak lurus) tasamuh (toleransi), mereka harus mampu mewarnai dan mengajak masyarakat menjadi ummatan washatan.

Untuk merealisasikan program tersebut Kankemenag Wonogiri melalui Seksi Bimas Islam, Senin (30/05) di gedung PKP RI Wonogiri menebitkan buku materi pembinaan penyuluh non PNS yang berisi tentang fiqih praktis, tata cara penyembelihan Qurban, Hisab rukyat di Indonesia dll.

Di hadapan 293 penyuluh agama Islam non PNS Kasi Bimas Islam, Haryadi menegaskan bahwa sekarang ini kita dihadapkan pada suatu kondisi masyarakat yang berubah secara akseleratif, masyarakat saintifik dan masyarakat terbuka. Untuk itu setiap penyuluh agama secara terus-menerus perlu meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengembangan diri, dan perlu memahami visi penyuluh agama serta menguasai secara optimal terhadap materi penyuluhan agama itu sendiri. “Oleh karena itu seorang penyuluh harus menyusun strategi yang tepat dalam pelaksanaan tugas kepenyuluhannya,” tegasnya.

Penyuluh agama Islam mempunyai fungsi yang sangat dominan dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai fungsi informatif dan edukatif yaitu memposisikan sebagai da’i yang berkewajiban menda’wahkan Islam, menyampaikan penerangan agama dan mendidik masyarakat dengan sebai-baiknya sesuai ajaran agama.

Peran signifikan penyuluh agama Islam non PNS menjadi terlihat terang benderang dilingkungan masing-masing.Pemerintah sangat berterimakasih karena telah membantu tugas-tugas yang tidak dapat dijangkau Pemerintah, memberikan pemahaman agama, mengajari ngaji, sholat, dan lain sebagainya.

Haryadi berpesan kepada para penyuluh untuk bisa berdakwah dengan arif dan bijaksana, jangan suka klaim kebenaran bahkan mengkafirkan orang lain. penyuluh mampu memberikan warna dan pengaruh yang baik, serta menjadi suri tauladan bagi masyakarat di lingkungan masing-masing.

Semoga dengan diterbitnya buku yang sederhana tersebut bisa menambah semangat untuk tetap all out dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan kualitas penyuluh harus selalu dilakukan mengingat penyuluh agama Islam merupakan corong terdepan sekaligus sebagai dinamisator, motivator dan stabilisator untuk agama Islam yang rahmatan lil’alamin. (Mursyid – Heri/gt)