Kurikulum sebagai Perangkat Pembelajaran Pasraman

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Bimas Hindu) – Pendidikan merupakan kebutuhan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam dunia pendidikan tidak akan terlepas dari kurikulum.  Kurikulum merupakan sebuah perangkat  dari mata pelajaran dan juga program pendidikan yang diberikan oleh lembaga penyelenggara pendidikan yang isinya mengenai rancangan pelajaran yang akan diberikan pendidik kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Kurikulum ini tidak sembarangan dibuat, namun disesuaikan pada keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan serta kebutuhan lapangan kerja.

Bimas Hindu memiliki tugas dan fungsi dalam dunia pendidikan, sehingga peran yang sangat strategis dan fundamental dalam berjalannya pendidikan yang baik maka kurikulum memiliki peran dalam pencapaian tujuan karna baik atau tidaknya suatu kurikulum dilihat dari proses dan hasil pencapaian yang telah ditempuh.

Dalam kegiatn penyusunan kurikulum Pasraman Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017, tanggal 27 -28 April 2017 di Hotel New Puri Garden yang beralamat di Jalan Arteri Blok D4 Puri Anjasmoro Semarang. Acara di ikuti oleh 40 peserta dari guru pasraman yang ada di Jawa Tengah, dengan dibuka langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah didampingi Pembimas Hindu.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Farhani mengatakan, kegiatan Penyusunan Kurikulum sangat mulia karena dalam kegiatan ini dihadirkan guru sebagai orang yang harus digugu dan ditiru. Keinginan menjadi seorang Guru Agama Hindu PNS sangat sulit, namun kita harus mensyukuri apa yang menjadi tugas pada saat ini. Guru harus mampu menjadikan peserta didiknya berbudi luhur. Dalam ajaran Agama apabila kita mengajarkan kebajikan dan orang itu mengikutiya maka akan mendapatkan pahala. Proses awal menempa peserta didik sangat sulit namun dengan ketekunan akan menjadi matang.

“Di era globalisasi sekarang ini perlu adanya pemahaman dan penanaman budi pekerti pada anak didik dan juga peserta dan murid pasraman. Pada era digital semua informasi yang ada di dunia dapat kita akses dari rumah. Guru harus peka, sensitif dan mampu memberikan perhatian kepada setiap muridnya,” kata Farhani.

Menurutnya, guru agama memiliki tanggung jawab yang besar karena masyarakat lebih sensitif dalam mengamati gerak-geriknya karena guru agama dipandang memiliki kepribadian yang menjadi contoh dalam masyarakat, seorang guru harus mampu membuat peserta didiknya pandai dalam pengetahuan maupun dalam budi pekerti luhur. “Seorang guru harus mampu memberikan keteladanan yang baik bagi murid maupun masyarakat,” imbuhnya.

Lebih lanjut Farhani menyampaikan kunci keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan kurikulum di lapangan, tepatnya di satuan sekolah-sekolah pada intinya terletak ditangan para dewan guru. Peran guru dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan kerja sekolah dasar hingga perguruan tinggi memiliki peringkat utama dalam meningkatkan upaya keberhasilan pencapaian pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. “Pengembangan kurikulum dari waktu ke waktu sebagai wadah sarana mutu dalam mencetak sumber-sumber daya manusia yang diharapkan kelak membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik dan lebih lagi,” pungkasnya. wWhn-js/gt)