Kurtilas : Guru Madrasah harus merubah mindsetnya kearah lebih berkualitas

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Wonogiri – Perubahan Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013 pada dasarnya adalah perubahan pola pikir (mindset) guru, secara spesifik dapat dikatakan merupakan perubahan budaya dan iklim mengajar dari para guru serta belajar dari peserta didik dalam melaksanakan pendidikan di sekolah/madrasah mulai dari proses pembelajaran sampai sistem penilaian yang diterapkan.

Secara fundamental kurikulum 2013 hanya ingin mengubah orientasi pembelajaran dari yang selulu mengukur kemampuan akademis siswa (kognitif) menjadi berorientasi pada pengembangan sikap dan keterampilan dasar. Sudah barang tentu, melihat kondisi seperti ini dibutuhkan stratejik pengembangan mutu guru madrasah secara terencana, terukur dan terarah, sebab kalau tidak, akan berdampak terhadap pencapaian mutu, relevansi dan citra madrasah ke depan.

Disini peran guru sangat madrasah vital sekali dalam pembelajaran harus kreatif, inovatif, aktif serta mendorong peserta didik mampu lebih baik dalam observasi, bertanya, bernalar dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) setelah menerima materi dari guru, selain itu tidak saja menekankan pada kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan spiritual atau hati, membangun otak cerdas tetapi berhati bersih.

Perihal tersebut menjadi poin penting yang disampaikan oleh Kepala Kankemenag Kabupaten Wonogiri Safrudin dalam pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kurikulum 2013 Mapel PAI dan Umum Madrasah tahun anggaran 2015 untuk anggatakan III dan IV, Selasa-Jum’at (10-13/10) di Graha Asriyanti Brumbung Wonogiri yang ikuti 80 guru madrasah se Kabupaten Wonogiri.

Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi karena kurikulum Madrasah yang lebih menitik beratkan kepada pembelajaran agama. Selain itu, Kurikulum tahun 2013 memberikan pengelolaan penuh kepada satuan pendidikan, dalam hal ini adalah Madrasah, menjadikan madrasah bukan saja unggul dalam bidang agama melainkan juga bisa unggul dalam bidang umum lainnya.

Sedang narasumber dari Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Nur Abadi menyampaikan bahwa kurikulum 13 harus merubah pola pikir bagaimana guru mampu menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific approach) dan pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student center) serta menekankan pada pembelajaran siswa aktif dengan di terapkannya model pembelajaran penemuan (Discovery Learning), pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) serta pembelajaran berbasis Pemecahan masalah (Problem Based Learning).

Bimtek kurikulum 2013 guru madrasah berorientasi pada tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, ketrampilan dan pengetahuan disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan mengingat ending kurikulum 2013 adalah karakter/ menciptakan insan yang beriman dan bertaqwa.

“Guru di tuntut mempunyai beran besar terhadap kebehasilan, guru harus berperan dalam mengimplementasikan tiap proses pembelajaran kurikulum 2013. Guru kedepan di tuntut tidak hanya pandai dan cerdas saja tetapi harus inovatif dan adaptif terhadap perubahan jaman,” imbuhnya. (Mursyid__Heri)