Kyai Hazim Muzadi Meninggal Dunia

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang – Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun. Telah meninggal dunia KH Ahmad Hasyim Muzadi pada Kamis, 16 Maret 2017 sekitar pukul 06.15 WIB. Ungkapan bela sungkawa membanjiri media sosial, baik di whatsapp maupun twitter.

KH Ahmad Musthofa Bisri dalam akun tweeternya menyampaikan rasa bela sungkawa kepada mantan Ketua PBNU itu. “Inna lillahi wainnaa ilaihi raaji’uun. Kita kehilangan lagi seorang tokoh, mantan Ketum PBNU, KH. Hasyim Muzadi. Semoga husnul khãtimah,” tulisnya.

Namun sayang, Gus Mus belum bisa bertakziyah ke Jakarta, karena hari ini akan menghadiri halaqoh ulama nasional yang di Ponpes Al-Anwar, Sarang. “Abah belum bisa takziyah. Ada banyak tamu di sini (rumah Gus Mus) sebelum ke Sarang,” kata Raabi’atul Bisriyah, puteri Gus Mus.

Sebelumnya, sempat beredar berita hoax beredar tentang meninggalnya KH Hasyim ini, ketika beliau masih dirawat di RS Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang. Salah satunya adalah :

Innalilahi wa inalilahirojiun telah berpulang ke rahmatullah  Bapak KH. Dr. HASYIM MUZADI Ketua Umum PBNU(1999-2010) , Semoga Beliau husnul khatimah, Aamiin Aamiin Aamiin Allahumma Aamiiin Yaa Robbal’aalamiin,  ??????????? ??????????? ??????????? ????????? ??????? ??????, dst, yang disebar melalui whatsapp, Senin (13/03) lalu.

Sebagaimana dilansir di detiknews.com, KH Hasyim yang berusia 72 tahun akan dikebumikan usai shalar zuhur hari ini. Prosesi pemakaman, diberangkatkan dari Malang ke Pesantren Alhikam Depok, Jawa Barat.  Jenazah akan lebih dulu disalatkan di Masjid Alhikam yang berada di kompleks pesantren.

Sebelumnya Hasyim Muzadi sempat menjalani perawatan di rumah sakit yang sama selama sepekan sejak 6 Januari 2017. Setelah kondisinya stabil, pada 17 Januari Hasyim Muzadi diperbolehkan pulang dan beristirahat di kediamannya di Jalan Cengger Ayam Kota Malang.

Profil
Masih kita ingat betul kehadiran KH Hasyim saat memberikan pendapat mengenai Dimas Kanjeng pada acara live di salah satu TV swasta, awal Oktober 2016 lalu. Dengan guratan wajah yang sudah nampak sepuh, KH Hasyim terlihat bersungguh-sungguh memberikan fatwa tentang fenomena Dimas Kanjeng yang dinilai menyesatkan. Tak tampak tendensi kepentingan apa pun dari Kyai kelahiran Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944

Beliau didampuk menjadi Ketua Umum PBNU periode 1999-2004, dan 2004-2009. Beristrikan Hj. Muthmainnah, beliau dikaruniai enam anak. Kyai Hasyim pernah mencalonkan diri sebagai Presiden pada tahun 2004 lalu. Kendati berasal dari lingkungan pesantren, Kyai Hasyim yang pernah nyantri di Lasem, Rembang, Jawa Tengah ini mempunyai wawasan kebangsaan yang luas, nasionalis, dan pluralis. Sederetan jabatan di organisasi Islam terbesar, yaitu NU mulai dirintisnya sejak tahun 1964 sebagai Ketua Ranting NU Bululawang-Malang. Hingga tahun 1999-2009 terpilih menjadi Ketua Umum PBNU. (ss/gt)