Menag resmikan 3 fakultas di UIN Walisongo Semarang

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Universitas Islam Walisongo Semarang meresmikan 3 Fakultas baru yaitu Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Fakultas Sains dan Tehnologi yang sebelumnya sudah mempnyai 5 Fakultas ; Fakultas Syari’ah dan Hukum, Dakwah dan Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis Islam, Tarbiyah dan Keguruan, Ushuluddin dan Humaniora. Peresmian ketiga fakultas tersebut langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Syaifuddin. Sekaligus hadir Rektor Undip, Guru Besar, Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Jawa Tengah, Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jateng, Kepala Kankemanag dan Kepala MAN, SMA, SMK se-Jawa Tengah, Kepolisian, TNI dan beberapa pendiri IAIN Walisongo.

Rektor UIN Walisongo Muhibbin, mengungkapkan bahwa “Posisi UIN Semarang sekarang atas dasar survey Webometrits menempati urutan ke 1 di lingkungan Kementerian Agama sedangkan secara kelembagaan perguruan tinggi seluruh Indonesia menempati urutan 18. Dengan kondisi ini justru dituntut untuk melakukan pengembangan dan bertanggungjawab seluruh civitas akademika dalam memberikan pelayanan pendidikan agar selalu memadahi”.

Selanjutnya Muhibbin menambahkan bahkan, “Pada tahun 2015 dengan keterbatasan dan kondisi sarana dan prasarana UIN walisongo hanya menerima 3500 mahasiswa padahal peminat sangat tinggi, dan prodi 36 Strata satau, 12 Strata Dua dan 1 Strata Tiga sudah mendapatkan ijin Kementerian PAN-RB Republik Indonesia.”

Dengan berkembangnya Fakultas baru ini, Muhibbin mohon doa dan apresiasi, support seluruh komponen masyarakat baik lembaga swasta dan Negeri agar UIN dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan umat dan mampu memberikan solusi problem masyarakat sesuai ilmu-ilmu yang dikembangkan UIN Walisongo.

Menteri Agama sebelumnya sudah meresmikan dari status IAIN ke UIN dan sekarang meresmikan kembali 3 Fakultas dan Gedung di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora. Menag dalam sambutannya; Kemenag mempunyai tanggung jawab kepada Perguruan Tinggi Islam terutama bagaimana mengembangkan keilmuan yang berwawasan Keislaman, Keindonesiaan. Menag sempat was-was ketika mendengarkan pidato rektor menyebutkan bahwa UIN urutan 1 di lingkungan Kementerian Agama, sebab secara pribadi juga ikut bertanggungjawab keberadaan lembaga karena saya menjadi Menag, kelakarnya.

Selanjutnya, keberadaan itu justru dapat untuk memicu sebagai Perguruan Tinggi Islam UIN Walisongo khususnya; 1. Strategis konteks pengembangan keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan, sebab diskursus Islam jangan sampai dipahami yang diametral, Islam bukan Arab akan tetapi Indonesia juga ada Islam. 2. Tantangan Perguruan Tinggi harus mampu menghadapi segala sesuatu dengan mengintegrasikan segala kekuatan dan potensi dalam desain kelembagaan. 3. Para pemikir Islam seperti Gus Dur dikenal dengan pribumisasi Islam, Quraisy Syihab dengan membumikan Islam maka menjadikan Islam menjadi fungsional, potensial dan actual, bahkan tidak melangit tetapi Islam dapat membumi dan mampu menyelesaikan segala persoalan di masyarakat.

Menag berharap hendaknya UIN sebagai perguruan tinggi Islam tetap saja melakukan pembaharuan, ide-ide baru yang transformative sekaligus melakukan ijtihad yang berkarakter sebagaimana Rasulullah lakukan agar dapat memecahkan, menyelesaikan problematika umat, ungkapnya.

Menag memberikan saran; (1). Jaringan UIN Walisongo sebagai lembaga mampu mengembangkan jaringan Nasional dan Internasional, akan tetapi tetap yang berkarakter KeIslaman dan KeIndonesiaan. (2). Menjaga Kearifan lokal seperti yang lakukan Walisongo sebagai wahana kontributif sebagai kazanah pengembangan yang mampu menjaga nilai humanis dan toleransi. (3). Kampus yang mampu membentengi gerakan ekstrim di dalam masyarakat. (4). Mampu mengimplementasikan konsep rohmatan lil’alamiin, multikultural dan tanpa meninggalkan ibadah. (5). Mampu meneladani dakwah walisongo dan mampu menyesuaikan sesuai keadaan waktu dan tempat dengan menjaga kebersamaan, keseimbangan sekaligus patut diperkuat. (6). Dari IAIN menjadi UIN justru Fakultas Agama yang menjadi ruh awal perguruan tinggi jangan sampai tertinggal dengan adanya Fakultas yang baru setelah menjadi Universitas ini yang terpenting ungkap Menag. (lisu)