Menag : Thoriqoh, penjaga nilai-nilai Islam

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Purworejo – Acara Manaqib Kubro, Bahtsul Masail dan Istighotsah Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah se-Jawa Tengah pada Sabtu (7/11) ini berlangsung istimewa, pasalnya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS) berkenan hadir dan membuka secara langsung acara yang digelar di kompleks Ponpes An-Nawawi asuhan KH Achmad Chalwani Nawawi, Berjan, Purworejo.

Didepan ribuan Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah se-Jawa Tengah Beliau menyampaikan bahwa Thoriqoh adalah bagian dari ciri ke-Indonesiaan. “Keberadaan Thoriqoh ini untuk menjaga nilai-nilai agama Islam di Indonesia. Thoriqoh merupakan cara agar kita selalu terhubung dan tidak terputus dengan Allah, sehingga dalam menjalani kehidupan sebagai khilafah di bumi senantiasa berada di jalan Allah,” tegas Menag.

“Nilai-nilai keagamaan Islam yang dimasukkan dalam Thoriqoh yang sangat sesuai dengan nilai nilai ke-Indonesia-an. Kita tahu Indonesia bukan Negara Islam bukan pula Negara sekuler yang memisahkan urusan agama dalam kehidupan bermasyarakat ataupun bernegara. Tradisi yang sudah berjalan ini hendaknya dijaga dan dipelihara,” tegas Lukman menambahkan.

Beliau juga menekankan bahwa kegiatan-kegiatan yang bersifat Islami layaknya Thoriqoh atau pengajian seperti ini sangat diapresiasi oleh pemerintah. Agenda-agenda seperti ini merupakan salah satu upaya menghadapi tantangan diera globalisasi kedepan. Apalagi, Indonesia mempunyai penduduk terbesar ke-4 didunia dan merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. “Dalam beribadah kita harus tunjukan bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin,” tutur LHS.

Sementara itu Bupati Purworejo yang diwakili Setda Tri Handoyo memaparkan bahwa Bahtsul masail adalah pertemuan untuk membahas isu-isu aktual yang terjadi di masyarakat baik terkait agama maupun sosial.

“Bahtsul masail memberikan kontribusi kepada pemerintah terhadap pembahasan isu-isu tertentu. Sedangkan Manaqib tidak hanya menjaga tradisi pendahulu tetapi juga sebagai penghormatan kepada para wali baik dari kualitas maupun moral,” jelas Tri Handoyo.

Acara yang rutin digelar 6 bulan sekali ini juga mengagendakan Pengajian akbar dengan pembicara KH Habib Luthfi dari pekalongan. Selain Menteri Agama, turut hadir pula Dirjen Bimas Islam Machasin, Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah Ahmadi, Kepala Kanwil Kemenag Prov. DIY Nazir, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Purworejo Nurudin. Tercatat pula 350 Kyai se-Jawa Tengah menghadiri acara ini. Belum lagi ribuan jamaah thoriqoh yang datang dari berbagai penjuru bahkan dari pulau sumatra.

Sedikitinya ada 65 pondok pesantren salaf yang tersebar di pelosok Purworejo, namun agenda akbar ini dilaksanakan disalah satu pondok pesantren salaf terbesar di Purworejo. Ponpes An Nawawi merupakan salah satu yang terbesar, selain Ponpes Al Iman Bulus, Ponpes Al Anwar Maron, dan Ponpes Darut Taukhid Kedungsari. (nuxon)