Optimalkan fungsi penyuluh dalam meningkatkan akurasi pendataan

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Blora – Tugas penyuluh tidak semata-mata melaksanakan penyuluhan agama dalam arti sempit berupa pengajian saja, akan tetapi keseluruhan kegiatan penerangan baik berupa bimbingan dan penerangan tentang berbagai program pembangunan, untuk itu fungsi penyuluhan mental masyarakat apalagi di bulan Ramadahan ini perlu ditingkatkan.

Demikian disampaikan oleh Kasi Bimas Islam Maspuin pada saat pembinaan penyuluh Islam Non PNS di aula Kankemenag Blora kemaren (6/7) yang dihadiri ketua penyuluh Non PNS Kecamatan se-Kabupaten Blora.

Maspuin juga menyampaikan bahwa Penyuluh agama berperan sebagai pembimbing umat dengan rasa tanggung jawab, membawa masyarakat kepada kehidupan yang aman dan sejahtera, dan posisi penyuluh agama Islam ini sangat strategis baik untuk menyampaikan misi keagamaan maupun misi pembangunan.

Selain itu, penyuluh agama Islam juga sebagai tokoh panutan, tempat bertanya dan tempat mengadu bagi masyarakatnya untuk memecahkan dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh umat Islam. Apalagi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tantangan tugas penyuluh agama Islam semakin berat, karena dalam kenyataan kehidupan ditataran masyarakat mengalami perubahan pola hidup yang menonjol.

Penyuluh agama sebagai figure juga berperan sebagai pemimpin masyarakat, sebagai imam dalam masalah agama dan masalah kemasyarakatan serta masalah kenegaraan dalam rangka menyukseskan program pemerintah.

“Melalui kepemimpinannya, penyuluh agama Islam tidak hanya memberikan penerangan dalam bentuk ucapan-ucapan dan kata-kata saja, akan tetapi bersaama-sama mengamalkan dan melaksanakan apa yang dianjurkan,” ungkap Masfuin.

“Keteladanan ini ditanamkan dalam kegiatan sehari-hari, sehingga masyarakat dengan penuh kesadaran dan keihklasan mengikuti petunjuk dan ajakan pemimpinnya,” lanjut Pria asal Sambong tersebut.

Kepala Kankemenag Blora Tri Hidayat juga menyampaikan bahwa Penyuluh agama Islam hendaknya berperan sebagai agent of change yakni berperan sebagai pusat untuk mengadakan perubahan kearah yang lebih baik, di segala bidang kearah kemajuan, perubahan dari yang negative atau pasif menjadi positif atau aktif dan membangun segi rohaniah, mental spiritualnya yang dilaksanakan secara bersama-sama.

Tri Hidayat menyampaikan bahwa dalam lingkungan Kementerian Agama peranan penyuluh agama Islam sebagai ujung tombak Kementerian Agama, dimana seluruh persoalan yang dihadapi oleh umat Islam menjadi tugas penyuluh Agama untuk memberi penerangan dan bimbingan.

Maka, hendaknya ujung tombak itu benar-benar tajam, agar dapat mengenai sasaran yang diinginkan. Bahkan kini, Penyuluh agama sering berperan sebagai corong dari Kementerian Agama dimana ia ditugaskan. Peranan inilah yang sering memposisikan penyuluh agama sebagai mahkluk yang dianggap multi talenta.

“Oleh karena itu, penyuluh agama Islam perlu meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan kecakapan serta menguasai berbagai strategi, pendekatan, dan teknik penyuluhan, sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan betul-betul professional,” papar Tri Hidayat serius.

“Sebagai seorang penyuluh Agama Islam yang mempunyai tanggung jawab supaya ajaran Islam mudah diterima oleh masyarakat, maka penyuluh perlu untuk mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan, menguasai metode penyampaian, menguasai materi yang disampaikan, menguasai problematika yang dihadapi oleh obyek penyuluhan untuk dicarikan jalan penyelesaiannya, dan mengadakan pemantauan dan evaluasi serta berperan dalam menangkal paham radikal yang memecah belah umat,” pungkas Tri Hidayat.

Ketua Pokjaluh Kankemenag Blora, Nuril Asrori juga menyampaikan bahwa penyuluh agama selain harus memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai, baik penguasaan materi penyuluhan maupun tehnik penyampaian, ia juga mampu memutuskan dan menentukan sebuah proses kegiatan bimbingan dan penyuluhan, sehingga dapat berjalan sistematis, berhasil guna, berdaya guna dalam upaya pencapaian tujuan yang diinginkan.

“Sasaran penyuluhan agama Islam adalah kelompok-kelompok masyarakat Islam yang terdiri dari berbagai latar belakang sosio cultural, maka pemetaan kelompok sasaran penyuluhan penting dilakukan untuk memudahkan dalam memilih metode pendekatan dan menentukan materi penyuluhan yang relevan dan benar-benar dibutuhkan oleh kelompok sasaran,” ungkapnya.

Selain itu, operator Sistem Informasi Manajemen Penerangan Agama Islam (SIMPENAIS) Bimas Islam kemenag Blora, Utomo, S.Sy juga mensosialisasikan bahwa data penyuluh sudah masuk dalam aplikasi SIMPENAIS dan penyuluh berperan dalam melakukan pendataan ke masyarakat seperti majlis taklim binaan, hafidz hafidzoh, lembaga Islam,seniman Muslim dan lainnya supaya data SIMPENAIS bisa akurat sesuai data di lapangan dan binaan penyuluh sebagai bahan data profil dan pengembangan program.

“Mohon penyuluh mengisi data yang dibutuhkan untuk SIMPENAIS supaya data akurat sesuai wilayah binaan penyuluh masing masing,” tegas Utomo. (ima)