Penyuluh Agama Islam Fungsional Ikuti Pelatihan IT

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Jepara – Kementerian Agama Kabupaten Jepara dalam hal ini Seksi Bimas Islam mengadakan Bimbingan Teknis Teknologi Informatika bagi Penyuluh Agama Islam Fungsional se Kabupaten Jepara. Alasan mendasar kegiatan ini karena tantangan bagi penyuluh agama Islam semakin hari bukan semakin ringan, melainkan semakin  kompleks. Mereka dihadapkan dengan berbagai perubahan yang terjadi pada masyarakat Islam dan juga pada kehidupan manusia secara global.kegiatan dilaksanakan ruang rapat Kankemenag Prov. Jateng. (16/03)

Oleh karena itu para penyuluh harus mampu menguasai IT, sebagai akses  dan sarana dakwah, sehingga memberikan kemudahan bagi mad’u belajar agama dan menjadi rujukan dalam memberikan pemahaman keagamaan yang baik. Artinya bahwa para penyuluh agama haruslah lebih produktif menulis materi dakwah dan mempublikasikannya di dunia maya, daripada mengakses materi dan mendownloadnya dari google. Inilah yang menjadi stressing produktivitas penyuluh dari pada hanya menjadi user. Demikian arahan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Muhdi.

Akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pola pikir dan tingkah laku masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia mengalami perkembangan yang amat signifikan. “Dunia dalam genggaman jari”. Sebagai ibarat bahwa Informasi Teknologi sudah menjadi bagian dari menu hidup kita. Sehingga media dakwah pun berkembang seiring kemajuan dunia digital.  Dahulu televisi, radio, surat kabar, hand phone, video, cd-room, buku, majalah dan buletin berdiri sendiri. Tetapi sekarang media tersebut direduksi dalam satu frame besar internet yang dapat diakses dalam hp android.

Kepala Seksi Bimas Islam Djalal Suyuti selaku atasan langsung penyuluh agama Islam fungsional mewanti- wanti betul pentingnya tiga peran penting sebagai penyuluh yaitu 1) sebagai motivator untuk tidak lelah dan berputus asa dalam beramar makruf dan nahi mungkar, 2) administrator sebagai bagian dari ASN haruslah tertib dalam penyusunan administrasi baik laporan mingguan dan lainnya serta 3) sebagai innovator, di mana seorang penyuluh harus mampu melihat persoalan dan problema para mad’u dengan memberikan berbagai solusi alternatif.

Materi inti disampaikan oleh Azaz Abidi dengan kegiatan praktik langsung pembuatan leaflet dan booklet. Dua hal ini menjadi bagian penting sebagai sarana dakwah untuk umat seperti naskah khutbah jumat dan buku saku. Kegiatan ini dikuti oleh 21 Penyuluh Agama Islam Fungsional se Kabupaten Jepara dengan harapan masih banyak pelatihan- pelatihan IT yang ditunggu seperti membuat website, menulis naskah ilmiah dalam upaya peningkatan kualitas profesi Penyuluh Agama Islam. (jpr/bd)