Tingkatkan kualitas penghulu melalui ajang MQK

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Blora – Para penghulu KUA Kecamatan se-Kabupaten Blora dengan fashih membaca kitab kuning yang disajikan dalam ajang kompetisi Musabaqoh Qira’atil Kutub (MQK) oleh panitia penyelenggara seksi Bimas Islam pada senin (27/4) ini di aula kankemenag Blora.

Satu persatu penghulu menampilkan kepiawaian membaca kitab kuning kemudian dijabarkan secara tartil arti bacaan, nahwu, mufrodat dan shorofnya, dilanjutkan dengan tanya jawab pertanyaan dari dewan juri.

“Tidak hanya arti dan maknanya saja, tolong dijelaskan i’rob, nahwu dan shorofnya masing masing kalimat dengan baik”, ungkap KH Busyro, salah seorang dewan juri pada peserta.

Dengan fashih, salah satu peserta, Shofii pun menjawab dengan detail arti kalimat maupun ta’rifan nahwu shorof maupun mufrodatnya dengan jelas serta memaparkan maknanya secara lughowi dan istilah.

Kasi Bimas Islam, Drs. H. Masfuin, M.Pd.I menyampaikan bahwa acara MQK tingkat Kabupaten ini digelar sebagai upaya mempersiapkan para penghulu untuk mengikuti ajang kompetisi MQK tingkat propinsi sehingga peserta terbaik juara satu, dua dan tiga akan dikirimkan ke tingkat propinsi Jateng.

Selain itu, penghulu hendaknya juga meningkatkan kemahirannya dalam membaca, menelaah dan menyampaikan makna dari kitab kuning, karena banyak ilmu keagamaan yang dapat diserap dan digunakan sebagai sumber rujukan untuk berbagai disiplin ilmu dari kitab kuning tersebut, misalnya tentang pernikahan dan segala problematikanya.

Dalam sambutannya, kepala Kankemenag Blora melalui Kasubbag TU, Drs. H. Dwiyanto, M.Ag menyampaikan bahwa acara MQK ini merupakan ajang untuk bersaing dalam kefashihan membaca kitab yang benar dan baik serta penelahaan atas kandungan bahasa, maupun maknanya secara mendalam, sehingga penghulu diharapkan benar benar memahami arti ayat dan kalimat dalam kitab kuning tersebut.

Selain itu, kefahaman terhadap kitab adalah hal yang perlu untuk dilakukan apalagi bagi penghulu yang notabene selalu berhubungan langsung dalam fungsi pelayanan nikah di masyarakat serta diharapkan mampu menjadi ujung tombak sebagai pelayan umat di lingkungan kementerian Agama.

“Dengan mumpuni membaca kitab, kita siapkan nantinya lebih banyak lagi penghulu maupun pegawai di jajaran kemenag yang mampu membaca, menelaah dan memahami kitab sebagai sumber ilmu agama secara mendalam”, paparnya serius. (ima)