Umat Katolik Pekalongan Ikuti Arak-arakan Ekaristi Minggu Palma

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Pekalongan – Umat Katolik di wilayah Pekalongan dan sekitarnya mengikuti perayaan Ekaristi Minggu Palma, Minggu (20/03) pagi. Dalam perayaan tersebut, diisi ritual doa dan pemberkatan daun Palma yang dipimpin Romo Martinus Ngarlan. Di samping itu, umat Katolik juga mengikuti perarakan. Di sepanjang perarakan umat melambaikan daun Palma sembari menyanyi.

Menurut Kasi Bimas Katolik Kankemenag Kabupaten Pekalongan Purwaningsih Perarakan dimulai dari halaman SD Pius di Jalan Progo dan berakhir di Gereja Katolik Santo Petrus di Jalan Belimbing No 1. Dalam pemberkatan daun Palma, Romo Martinus Ngarlan didampingi Romo Tri Kusuma, berkeliling ke tengah umat yang berbaris rapi. Umat mengangkat daun-daun palma yang dibawa untuk diperciki dengan air suci. Romo Martinus Ngarlan, juga memberkati daun-daun palma di atas meja dan mendupai. Kemudian memercikinya dengan air suci. Selama perarakan, umat mengikuti dengan khidmat,” jelasnya.

Dengan menyanyikan lagu serta melambai-lambaikan daun palma, umat berjalan berbaris menuju gereja. Setibanya di gereja, dengan tertib rombongan arak-arakan masuk ke dalam gedung gereja. Umat langsung memadati gedung gereja lantai dua hingga lantai tiga, kemudian diilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi. Perayaan Minggu Palma tersebut sengaja diadakan dengan melakukan perarakan terlebih dahulu,”tuturnya.

Purwaningsih juga mengatakan , perarakan dikandung maksud agar umat mengalami pengalaman rohani yang sama seperti dialami oleh orang-orang Yerusalem saat menyambut Yesus sebagai Raja. Daun palma yang telah diberkati, nantinya akan dibakar untuk menjadi abu pada rabu abu tahun depan,” pungkasnya.

Pra Paskah

Menurut Romo Martinus Ngarlan, perayaan Minggu Palma merupakan hari minggu terakhir pra Paskah. Ritual itu merupakan simbolisasi, sekaligus mengenang sengsara tuhan, di mana masuknya Yesus ke Yerusalem disambut dengan penuh suka cita untuk menuntaskan misteri Paskahnya. “Pada saat memasuki Yerusalem, Yesus naik keledai. Itu sebagai simbol Yesus terkait kesederhanan, hati yang melayani. Jadi ada dua pesan dalam Minggu Palma, merayakan peristiwa Yesus yang dielu-elukan sebagai raja, sekaligus penderitaannya. Intinya, jika mau mulia, sukses, maupun bahagia, ternyata pakai jalan sengsara, dan penderitaan,” terang Romo Ngarlan.

Sementara, makna daun palma, lanjut dia, merupakan lambang kemuliaan. Di Yunani, pejabat-pejabat yang datang disambut daun Palma. “Melalui daun Palma sebagai simbol iman yang bertahan akan sampai derajat kemuliaan dan kejayaan,”terangnya.

Makna yang lebih mendalam, kata dia, bagaimana Yesus berani berkorban, bukan hanya untuk dirinya, keluarganya, maupun kelompoknya. Tetapi, berkorban untuk semua orang. Pihaknya menambahkan, perayaan Ekaristi Minggu Palma sendiri diikuti ribuan umat Katolik dari 18 lingkungan stasi, baik stasi Kota Pekalongan, Wiradesa, maupun Kedungwuni. Untuk lingkungan stasi Karanganyar dan Sragi digelar perayaan yang sama di gereja masing-masing.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Pekan Suci Paskah. Dari Minggu Palma dilanjutkan dengan Kamis Putih, Jumat Agung, dan puncaknya perayaan Paskah. Selain diikuti umat dari masing-masing stasi, hadir dalam perayaan Minggu Palma, unsur Dewan Pastoral Paroki (DPP) Pekalongan.(hfrn/rf).